Penjualan Tesla di China Anjlok 12%, Tapi Justru Cetak Rekor Mengejutkan di Ekspor

Penjualan Tesla di China anjlok 12%, namun ekspor mencapai rekor tertinggi yang mengejutkan.

Penjualan Tesla di China mengalami penurunan yang cukup signifikan, mencapai 12% dalam beberapa bulan terakhir. Meskipun begitu, ada kabar baik dari sektor ekspor yang mencatat rekor baru. Menurut data, ekspor dari Gigafactory Shanghai mencapai hampir 30.000 unit pada April 2025, menjadikannya sebagai volume ekspor bulanan tertinggi dalam setahun terakhir.

Keberhasilan ekspor ini sebagian besar didorong oleh popularitas Model Y yang baru diproduksi di China. Model ini diekspor ke berbagai negara, termasuk Australia dan Korea Selatan, di mana permintaan sangat tinggi. Bahkan, penjualan Model Y di Korea Selatan mengalami lonjakan signifikan, sampai-sampai mengganggu situs web Tesla karena tingginya permintaan.

Namun, di sisi lain, penjualan domestik Tesla di China menghadapi tantangan besar. Merek lokal seperti BYD dan Xiaomi mulai mengambil pangsa pasar dengan menawarkan kendaraan listrik yang lebih kompetitif. Meskipun Tesla telah mencoba berbagai strategi, termasuk diskon dan skema pembiayaan tanpa bunga, hasilnya belum memuaskan.

Penjualan Domestik Tesla di China

Data terbaru menunjukkan bahwa penjualan Tesla di China mengalami penurunan yang cukup signifikan. Pada kuartal kedua (Q2) 2025, Tesla hanya berhasil menjual 128.803 unit, turun 4,3% dari kuartal sebelumnya dan 11,7% dibandingkan tahun lalu. Ini mengakhiri tiga kuartal berturut-turut pertumbuhan penjualan tahunan untuk Tesla di China.

Penjualan domestik pada Q2 2025 menyumbang 67,2% dari total penjualan Tesla di China. Meskipun ada peningkatan penjualan di bulan Juni, di mana Tesla menjual 61.484 mobil, angka ini masih menunjukkan penurunan dibandingkan tahun lalu.

Rekor Ekspor dari Gigafactory Shanghai

Sementara penjualan domestik menurun, ekspor Tesla justru menunjukkan performa yang mengesankan. Pada bulan April 2025, Tesla berhasil mengekspor hampir 30.000 unit dari pabrik Shanghai. Ini merupakan angka tertinggi dalam 12 bulan terakhir dan menunjukkan bahwa Tesla masih memiliki daya tarik di pasar internasional.

Ekspor dari Tesla China pada kuartal kedua mencapai 62.917 unit, meningkat 64,9% dari kuartal pertama dan 5,1% dibandingkan tahun lalu. Ini menandai akhir dari enam kuartal berturut-turut penurunan ekspor tahunan.

Persaingan di Pasar Kendaraan Listrik

Persaingan di pasar kendaraan listrik di China semakin ketat. Merek lokal seperti BYD dan Xiaomi menawarkan produk dengan harga yang lebih kompetitif dan fitur menarik. Xiaomi, misalnya, baru saja meluncurkan model SUV kedua mereka, YU7, yang mendapatkan 240.000 pesanan dalam waktu 18 jam. Hal ini diprediksi akan berdampak pada penjualan Model Y di China.

Dengan peluncuran model baru dari pesaing, Tesla harus lebih agresif dalam strategi pemasarannya untuk mempertahankan pangsa pasar. Meskipun Tesla telah menaikkan harga Model 3 dan meningkatkan spesifikasinya, tantangan tetap ada di depan.

Strategi Tesla untuk Menghadapi Tantangan

Untuk menghadapi penurunan penjualan di pasar domestik, Tesla telah mencoba berbagai strategi. Diskon dan skema pembiayaan tanpa bunga telah diperkenalkan untuk menarik lebih banyak pembeli. Namun, hasilnya belum menunjukkan perubahan signifikan.

Dengan meningkatnya persaingan, Tesla perlu mempertimbangkan langkah-langkah baru untuk menarik perhatian konsumen. Mungkin penyesuaian harga atau penambahan fitur baru bisa menjadi solusi untuk meningkatkan daya tarik produk mereka.