Ketahui 5 Tanda Red Flag Lingkungan Kerja Toxic, Apa Saja?

Lingkungan kerja, lingkungan kerja, Red flag, red flag, lingkungan kerja toxic, Red Flag, red flag lingkungan kerja, red flag pekerjaan, tanda perusahaan red flag, tanda lingkungan kerja red flag, Ketahui 5 Tanda Red Flag Lingkungan Kerja Toxic, Apa Saja?, 1. Tidak ada rasa hormat di tempat kerja, 2. Lingkungan tidak inklusif, 3. Budaya tidak etis, 4. Budaya saling menjatuhkan, 5. Pelecehan di tempat kerja

Lingkungan kerja yang tidak sehat bisa berdampak serius terhadap kesehatan mental dan fisik seseorang. Namun, banyak pekerja tidak menyadari bahwa mereka sudah berada di dalam situasi kerja yang toxic.

Pakar stres kerja dan pencegahan burnout asal Kanada, Nina Nesdoly mengungkap lima tanda utama lingkungan kerja toxic yang bisa dijadikan acuan untuk mengenali kondisi tidak ideal di kantor. 

Simak tanda-tandanya berikut ini, seperti dilansir dari The New York Post, Sabtu (26/7/2025).

5 Red flag lingkungan kerja yang toxic 

1. Tidak ada rasa hormat di tempat kerja

Rasa hormat merupakan fondasi utama dalam lingkungan kerja yang sehat. Namun, Nesdoly menyebut, banyak pekerja melaporkan pengalaman merasa diremehkan, tidak dianggap, hingga diperlakukan semena-mena oleh atasan maupun rekan kerja.

“Lima tanda tersebut adalah tidak ada rasa hormat, tidak inklusif, perilaku tidak etis, budaya saling menjatuhkan, dan pelecehan,” kata Nesdoly dalam laporan tersebut.

Kurangnya rasa hormat bisa terlihat dari komunikasi yang tidak sopan, nada bicara merendahkan, atau tidak adanya apresiasi terhadap kontribusi karyawan.

2. Lingkungan tidak inklusif

Perusahaan yang sehat seharusnya memberikan ruang bagi semua orang tanpa memandang usia, ras, atau latar belakang.

Nesdoly menjelaskan, lingkungan yang tidak inklusif atau melibatkan seseorang hanya karena kesamaan latar belakang atau ras, membuat lingkungan kerja menjadi tidak adil dan tidak sehat.

"Untuk contoh lingkungan yang tidak inklusif, kita bisa melihat praktik seperti nepotisme, diskriminasi usia, dan ketidaksetaraan rasial," ujarnya.

Jika kamu merasa tidak mendapat kesempatan yang sama untuk berkembang, itu bisa jadi pertanda Anda berada di tempat yang tidak menghargai keberagaman.

3. Budaya tidak etis

Budaya kerja yang tidak etis sering kali sulit diidentifikasi karena terjadi secara halus, tetapi berdampak besar. 

Tanda ini bisa mencakup manipulasi data, pengambilan keputusan yang tidak transparan, hingga perilaku yang melanggar integritas profesi.

Jika perusahaan tempat kamu bekerja kerap mengabaikan nilai-nilai kejujuran dan etika, hal ini bisa menjadi red flag serius untuk karier jangka panjang.

4. Budaya saling menjatuhkan

Lingkungan kerja yang sehat mendorong kolaborasi, bukan kompetisi ekstrem yang merusak. 

Nesdoly menyatakan, perilaku saling menjatuhkan adalah salah satu tanda paling mencolok dari lingkungan toxic.

Budaya kerja yang cutthroat atau kompetitif secara berlebihan membuat karyawan berlomba-lomba untuk sukses dengan menjatuhkan rekan kerjanya. 

Akibatnya, tidak ada rasa percaya atau dukungan antartim, yang berdampak buruk pada produktivitas dan kesehatan mental.

5. Pelecehan di tempat kerja

Pelecehan bisa berupa tindakan verbal, psikologis, maupun fisik. Ini adalah red flag paling serius karena berdampak langsung terhadap rasa aman seseorang.

Apabila kamu merasa terus-menerus ditekan, diteror secara mental, atau bahkan dipermalukan di depan umum, penting untuk segera melapor ke atasan atau HR.

“Identifikasi ciri-ciri toxic tersebut dan evaluasi apakah itu benar-benar masalah toksisitas atau hanya beban kerja tinggi yang perlu dikelola,” ujar Nesdoly.

Bagaimana cara menyikapi lingkungan kerja yang toxic?

Menurut Nesdoly, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan jika kamu merasa berada di lingkungan kerja yang toxic.

Pertama, cari tahu apakah masalah bisa diatasi dengan berbicara kepada atasan atau HR. 

Jika respons mereka konstruktif, mungkin masih ada harapan untuk memperbaiki situasi.

Namun, jika tidak ada hal yang bisa kamu kontrol, dan perubahan tidak kunjung terjadi, ia menyarankan untuk mulai mencari peluang kerja baru.

“Sebaiknya cari peran baru, perbarui resume, dan tetap tenang selama masih harus berada di lingkungan itu,” saran dia. 

Waspadai sejak proses rekrutmen

Lebih jauh, ia juga menyarankan calon karyawan untuk mewaspadai tanda-tanda lingkungan kerja toxic bahkan sejak tahap wawancara. 

Kamu bisa mencari ulasan karyawan di situs tertentu atau bertanya langsung kepada pewawancara soal budaya kerja dan keseimbangan hidup.

"Kalau kamu bilang pada pewawancara bahwa kamu tipe ‘work hard, play hard’, bisa jadi kamu justru masuk ke lingkungan yang menuntut 75 jam kerja seminggu tanpa peduli kebutuhan pribadi," ujarnya.

Sebaliknya, Nesdoly mengimbau untuk mengelola stres dengan cara sehat seperti berjalan di luar, meminta bantuan, atau menghabiskan waktu bersama keluarga bisa menunjukkan batasan yang lebih sehat.