Warga Hawaii Ramai-Ramai Menjauh dari Pantai saat Gelombang Tsunami Tiba, tak Mau Ambil Risiko

Warga Hawaii Ramai-Ramai Menjauh dari Pantai saat Gelombang Tsunami Tiba, tak Mau Ambil Risiko

gelombang tinggi tsunami akibat gempa bumi dahsyat ribuan kilometer jauhnya di dekat Rusia mencapai Hawaii dan wilayah Pasifik lainnya, banyak warga mengikuti imbauan resmi. Warga di negara bagian Amerika Serikat itu beramai-ramai meninggalkan wilayah pesisir.

Pusat Peringatan Tsunami Pasifik (Pacific Tsunami Warning Center/PTWC) menyebut gelombang setinggi beberapa kaki tercatat di Pulau Maui, Oahu, dan Hawaii pada Selasa (29/7) malam. Gelombang itu membuat masyarakat mengambil ‘tindakan mendesak’ demi melindungi nyawa dan harta benda. PTWC kemudian menurunkan status peringatan tsunami di Hawaii menjadi tsunami advisory (imbauan tsunami), meskipun memperingatkan bahwa banjir masih mungkin terjadi.

Gelombang setinggi 1,74 meter tercatat di Kahului, Maui, dan 1,5 meter di Hilo, Hawaii. Otoritas manajemen darurat memperingatkan warga untuk tetap berada di luar zona evakuasi pantai hingga ada pengumuman aman.

Gubernur Hawaii Josh Green menyampaikan nada optimistis, mengatakan sejauh ini belum terlihat adanya gelombang besar yang berdampak parah di wilayahnya. Sebelumnya, ia mengimbau warga di dataran rendah untuk berpindah ke tempat lebih tinggi, dan mencatat bahwa jalan-jalan mulai padat karena warga mengungsi dari rumah mereka.

Wilayah lain di pantai barat AS, termasuk California dan Alaska, juga melakukan persiapan setelah menerima tsunami advisory dari Pusat Peringatan Tsunami Nasional (NTWC). Peringatan tsunami menunjukkan adanya kemungkinan banjir luas yang sedang atau akan terjadi. Oleh karena itu, warga di dekat pantai harus segera pindah ke tempat tinggi dan lebih jauh ke dalam daratan. Sementara itu, imbauan tsunami menunjukkan potensi arus kuat atau gelombang berbahaya sehingga masyarakat diminta menjauhi air.

Pejabat memperingatkan, meskipun bahaya banjir langsung mungkin telah lewat di beberapa wilayah Hawaii, risiko arus kuat bisa terus berlanjut selama beberapa jam atau bahkan hari setelah gelombang awal.

Kesiapsiagaan Tsunami

Seismolog Dr Lucy Jones sebelumnya memperkirakan gelombang dapat merusak pelabuhan dan properti di tepi air di Hawaii, dan mungkin juga di California, tetapi tidak akan menyebabkan korban jiwa dalam jumlah besar di Amerika.

Jones mencatat gelombang tertinggi bisa mencapai beberapa kaki di Hawaii. Sebagai perbandingan, gelombang mencapai 13 meter saat tsunami mematikan di Jepang pada 2011.

Dengan pengalaman itu, banyak warga Hawaii tidak mau ambil risiko. Warga di Maui, yang dihantam kebakaran hutan hebat dua tahun lalu, termasuk yang mengungsi ke tempat tinggi saat peringatan masih berlaku. David Dorn, salah seorang warga, mengatakan kepada BBC bahwa ia sudah terbiasa dengan peringatan tsunami, karena telah tinggal satu blok dari laut di kota pesisir Kihei, Maui, selama 30 tahun. Namun, kali ini, ia dan istrinya bersikap berbeda.

"Kami mencoba untuk selalu serius, tapi kebanyakan orang menganggapnya enteng," katanya tentang sirene peringatan yang terus berbunyi sejak peringatan pertama dikeluarkan.

Ia dan istrinya mengungsi ke tempat tinggi dan berencana bermalam di mobil van mereka di pusat perbelanjaan yang terletak di daratan. Sebelum pergi, Dorn memindahkan barang elektronik ke loteng, berharap jika air laut masuk, barang-barangnya tidak akan rusak.

Kekhawatiran terbesarnya ialah jalanan, terutama jika tiang listrik roboh dan menghalangi. “Lalu lintas selalu jadi masalah, dan makin parah. Saat keadaan darurat seperti ini, situasinya jadi jauh lebih buruk," ujarnya.

Saat Maui bersiap menghadapi gelombang tsunami, tempat perlindungan dibuka dan pasokan air dimatikan untuk mencegah kerusakan.(dwi)