Sultan HB X Larang Wisatawan Mandi di Pantai Parangtritis: Kalau Orang Yogyakarta Mungkin Tahu

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X mengingatkan wisatawan untuk tidak mandi di Pantai Parangtritis, Bantul.
Imbauan ini disampaikan demi mencegah terjadinya kecelakaan laut, terutama selama musim libur sekolah yang rawan peningkatan kunjungan.
Dilansir dari Antara, Sri Sultan HB X menyampaikan bahwa larangan mandi di Pantai Parangtritis sebetulnya sudah sering disampaikan, namun masih banyak wisatawan yang mengabaikannya.
"Ini sebetulnya kalau menurut saya soal kesadaran. Sudah selalu dikatakan bahwa di Pantai Parangtritis tidak boleh mandi," ujar Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Senin (1/7/2025).
Menurutnya, masih ada pengunjung yang nekat mandi meski telah diingatkan petugas.
Hal ini umumnya terjadi karena wisatawan tidak menyadari risiko yang mengintai di laut selatan, terutama bagi mereka yang berasal dari luar daerah.
"Kalau orang Yogyakarta mungkin tahu, jadi menghindari. Tapi kalau dari luar, mereka tidak tahu," ucapnya.
Evaluasi Papan Peringatan di Pantai
Meski papan peringatan sudah dipasang di kawasan Pantai Parangtritis, Sri Sultan menilai masih perlu dipertimbangkan untuk memperbanyak jumlahnya sebagai langkah preventif.
"Apakah mungkin tulisan itu diperbanyak atau apa, gitu?" katanya.
Namun demikian, ia menegaskan bahwa upaya pencegahan pada akhirnya tetap bergantung pada kesadaran individu wisatawan karena petugas tidak bisa mengawasi satu per satu pengunjung.
"Tidak semudah itu. Kalau untuk menghadapi individu-individu perorangan kan juga nggak mungkin," kata Ngarsa Dalem, sapaan Sri Sultan HB X.
Ia berharap seluruh wisatawan yang datang ke pantai-pantai di wilayah DIY lebih waspada dan menghargai peringatan yang ada demi keselamatan bersama.
Peran Pendamping Siswa di Pantai Parangtritis
Kepala Dinas Pariwisata DIY, Imam Pratanadi, menambahkan bahwa para pendamping dari sekolah memiliki peran penting dalam mengawasi siswa selama berada di lokasi wisata.
"Kami mohon pendamping-pendamping pelajar-pelajar itu betul-betul bisa mengendalikan anak-anaknya untuk mematuhi standar keamanan yang diberikan, baik dari pemda, desa wisata, maupun pokdarwis," ujar Imam.
Ia menekankan bahwa pantai selatan DIY memang menjadi tujuan favorit rombongan pelajar, namun juga memiliki potensi bahaya. Oleh karena itu, edukasi sejak awal dinilai sangat penting.
"Anak bimbingannya itu harus dapat memahami betul bahaya yang kalau mereka langgar, yang kemudian disampaikan oleh teman-teman SAR di sana dan sebagainya," tuturnya.
Tim SAR Gabungan melakukan evakuasi terhadap korban tenggelam di Pantai Parangtritis, Bantul. Senin (14/4/2025)
Bahaya yang Mengintai di Balik Ombak Pantai Parangtritis
Dikutip dari laman Dishub DIY, berbagai upaya sebenarnya telah dilakukan untuk mencegah kecelakaan laut di Pantai Parangtritis.
Papan peringatan, spanduk larangan, hingga penjagaan personel dari Tim SAR diterjunkan agar wisatawan tidak bermain air terlalu dekat dengan zona palung.
Meski demikian, insiden wisatawan tenggelam masih terjadi. Dalam data tahun 2018, tercatat sembilan orang meninggal dunia dalam rentang tiga setengah tahun terakhir.
Sebagian besar korban tenggelam di area palung laut. Mayoritas korban berusia produktif, antara 12 hingga 35 tahun.
Pantai selatan Bantul memiliki karakteristik berbeda dibanding pantai lainnya, salah satunya karena keberadaan palung laut.
Di Pantai Parangtritis, jumlah dan posisi palung sering berubah-ubah, dipengaruhi arah angin dan gelombang.
Namun, palung bisa dikenali secara kasat mata. Salah satu tandanya adalah permukaan air yang tampak tenang tanpa gelombang besar, berbeda dari area sekitarnya yang biasanya bergelombang tinggi.
Selain itu, Tim SAR juga telah menandai titik-titik palung dengan papan peringatan untuk mencegah wisatawan masuk ke zona berbahaya tersebut.
Sayangnya, masih banyak wisatawan yang tidak menyadari bahaya tersebut. Beberapa terlalu asyik bermain air hingga tanpa sadar berada di dekat palung.
Tim SAR menyebut upaya pengamanan telah maksimal, namun tantangan terbesar adalah wisatawan yang mengabaikan imbauan, terutama dari kalangan remaja.
Meskipun telah diingatkan, tidak sedikit yang tetap membandel dan mandi di pantai padahal sudah mengetahui adanya larangan.