Mark Zuckerberg Jelaskan Konsep Superintelligence: Bukan untuk Otomatisasi

CEO Meta, Mark Zuckerberg membeberkan ambisinya tentang "personal superintelligence" (superintelijen pribadi). Pernyataan bos Meta itu disampaikan lewat surat yang dipublikasikan di blog Meta, pada Rabu (30/7/2025) waktu Amerika Serikat.
Menurut Zuckerberg, superintelligence adalah alat pemberdayaan pribadi, bukan alat untuk otomatisasi. Teknologi ini diyakini bisa membantu mempercepat kemajuan manusia.
Superintelligence juga dinilai berpotensi membuka era baru pemberdayaan pribadi, di mana orang-orang akan memiliki agen untuk memperbaiki dunianya ke arah yang mereka pilih.
"Visi Meta adalah menghadirkan superintelligence pribadi ke semua orang. Kami percaya menempatkan kekuatan ini di tangan setiap orang dan mengarahkannya ke apa yang bermakna dalam hidup mereka sendiri," kata pria yang kerap disapa Zuck itu dikutip KompasTekno dari situs resmi Meta, Kamis (31/7/2025).
Bagi Zuck, konsep kecerdasan super dari Meta berbeda dari yang sudah ada di industri, di mana superintelligence diarahkan secara terpusat untuk mengotomatiskan semua pekerjaan, sehingga orang-orang hidup dari hasil AI.
"Di Meta, kami percaya bahwa mengejar aspirasi individu adalah kunci kemajuan kami dalam memperluas kesejahteraan, ilmu pengetahuan, kesehatan hingga budaya. Hal ini juga kian penting di masa depan," ungkap bos Meta itu.
Pada aspek keamanan, Zuck menyadari bahwa superintelligence akan menimbulkan kekhawatiran keamanan baru. Karena itu, dia menekankan bahwa Meta perlu cermat dalam memitigasi risiko serta berhati-hati menentukan hal yang dibuat open-source.
Sayangnya, walaupun menjelaskan visi Meta soal superintelligence, Zuck tidak serta merta menguraikan rincian produk atau aplikasi yang dicanangkan menggunakan teknologi itu.
Adapun Zuck bisa dibilang ambisius dalam mengembangkan AI di perusahaannya. Dia mungkin tak ingin ketinggalan dari perusahaan teknologi lain macam OpenAI atau Google.
Sebagai bagian dari ambisinya itu, Zuck mengakuisisi perusahaan perusahaan pelabelan data Scale AI pada Juni 2025 lalu. Dia juga merekrut CEO Scale AI, Alexandr Wang untuk ikut mengembangkan AI di Meta.
Alexandr Wang CEO Scale AI
Beberapa pekan sejak itu, Zuck meresmikan unit bisnis baru bernama Meta Superintelligence Labs (MSL) yang fokus pada pengembangan model AI dasar termasuk Llama open-source hingga proyek penelitian Fundamental AI Research.
Alexandr Wang dari Scale AI tadi ditunjuk Zuck untuk memimpin MSL. Dia ditemani mantan CEO GithHub, Nat Friedman, serta sederet jagoan AI lainnya yang direkrut Meta dengan kompensasi besar, termasuk dari OpenAI, Google hingga Apple.
Berikut daftarnya serta sekilas pengalamannya di bidang kecerdasan buatan, dihimpun KompasTekno dari CNBC.
- Trapit Bansal - Salah satu pembuat model AI o-series OpenAI
- Shuchao Bi - salah satu pembuat mode suara GPT-4o dan o4-mini; Memimpin pasca-pelatihan multimodal OpenAI.
- Huiwen Chang - Salah satu pengembang kemampuan pembuatan gambar di GPT-4o; Pembuat arsitektur MaskGIT dan Muse untuk teks ke gambar di Google Research.
- Ji Lin – Berperan mengembangkan model o3/o4-mini, GPT-4o, GPT-4.1, GPT-4.5, fitur pembuatan gambar di GPT-4o.
- Joel Pobar – Menangani inference di Anthropic; Bekerja 11 tahun di Meta, menggarap HHVM, Hack, Flow, Redex, serta alat performa dan machine learning.
- Jack Rae – Memimpin tim pre-training Gemini dan pengembangan kemampuan penalaran di Gemini 2.5. Memimpin proyek LLM awal seperti Gopher dan Chinchilla di DeepMind.
- Hongyu Ren – Ikut menciptakan GPT-4o, 4o-mini, o1-mini, o3-mini, o3, dan o4-mini; Pernah memimpin tim post-training di OpenAI.
- Johan Schalkwyk – Mantan Google Fellow; kontributor awal proyek Sesame.
- Pei Sun – Fokus di post-training, pemrograman, dan pengembangan penalaran di Gemini (Google DeepMind); Membuat dua generasi terakhir model persepsi Waymo.
- Jiahui Yu – Salah satu pembuat o3, o4-mini, GPT-4.1, dan GPT-4o; Memimpin tim persepsi di OpenAI; Memimpin proyek multimodal Gemini.
- Shengjia Zhao – Salah satu pembuat ChatGPT dan pengembang GPT-4, semua model “mini”, 4.1, dan o3; Memimpin pengembangan data sintetik di OpenAI.
Bajak pakar AI Apple
Selain daftar itu, Meta juga membajak jagoan-jagoan AI Apple. Talenta AI terbaru yang dilaporkan direkrut Meta dari Apple yaitu Bowen Zhang. Menurut sumber anonim yang dikutip Bloomberg, Zhang pamit dari Apple pada Jumat (25/7/2025) lalu.
Di Apple, Zhang bekerja dalam tim Apple Foundation Model (AFM). Tim ini fokus menggarap teknologi inti dari Apple Intelligence.
Kepergian Zhang menandai talenta AI keempat Apple yang direkrut Meta dalam sebulan terakhir. Dia menyusul tiga jagoan AI Apple lainnya yang lebih dulu bergabung dengan induk Instagram.
Awalnya, jagoan AI Apple yang dilaporkan keluar pertama kali dari perusahaan yaitu Tom Gunter. Dia adalah seorang peneliti senior model AI yang hengkang pada 30 Juni 2025 lalu. Pada 17 Juli 2025, Gunter lantas dikonfirmasi menjadi bagian dari tim AI Meta.
Ruoming Pang, petinggi AI Apple yang dibajak Meta dengan mahar Rp 3,2 triliun.
Pentolan AI lainnya yang hengkang dari Apple sebelum Zhang yaitu Ruoming Pang. Pang bahkan punya peranan cukup penting di Apple karena menjabat sebagai kepala AFM.
Kabar bergabungnya Ruoming Pang ke Meta mencuat pada 7 Juli 2025 lalu. Konon Zuck menawarkan kompensasi sebesar 200 juta dollar AS (sekitar Rp 3,2 triliun) untuk merayu Pang mengembangkan AI di perusahaannya.
Talenta AI Apple lainnya yang bergabung ke Meta dalam sebulan terakhir adalah Mark Lee. Dia mengundurkan diri dari Apple bersama Tom Gunter, dan mengikuti jejak bosnya, Ruoming Pang.