Mark Zuckerberg Bangun Data Center Seluas Kota Manhattan demi Kejar OpenAI

Mark Zuckerberg membuat gebrakan baru di dunia kecerdasan buatan (AI). Terbaru, CEO dari perusahaan teknologi Meta tersebut mengumumkan tengah membangun pusat data (data center) raksasa bernama Hyperion.
Informasi soal proyek pembangunan data center raksasa Hyperion diumumkan langsung oleh Zuckerberg melalui sebuah posting di akun Threads pribadinya, pada Senin (15/7/2025).
Zuckerberg mengeklaim bahwa luas pusat data Hyperion ini hampir seluas wilayah Manhattan, New York, atau sekitar 59 km persegi.
Dalam unggahan tersebut, Zuckerberg menyebut bahwa pusat data raksasa tersebut dirancang untuk memasok daya bagi laboratorium Meta Superintelligence Lab dan mempunyai daya komputasi hingga 5 gigawatt (GW).
Juru bicara Meta, Ashley Gabriel, mengatakan bahwa Hyperion kemungkinan akan berlokasi di Louisiana, Richland Parish, tempat di mana sebelumnya Meta mengumumkan pembangunan pusat data senilai 10 miliar dollar AS.
Gabriel juga menjelaskan bahwa Meta berencana untuk menghadirkan kapasitas awal sebesar 2 GW pada tahun 2030. Dalam beberapa tahun ke depan, kapasitas ini kemudian akan terus dikembangkan Meta hingga mencapai 5 GW.
Data center Hyperion Meta dengan kapasitas 2 GW, dibandingkan dengan luas kota Manhattan, New York.
Super cluster Prometheus
Selain data center Hyperion, dalam postingan-nya Zuckerberg juga mengungkap bahwa Meta tengah membangun pusat data AI lain berupa super cluster yang mereka sebut dengan nama Prometheus.
Promotheus ini disebut akan mulai "online" pada 2026 mendatang dengan membawa kapasitas daya komputasi 1 GW. Pusat data Prometheus kabarnya akan berlokasi di New Albany, Ohio.
Dengan hadirnya tambahan super cluster ini, Meta diyakini bisa menjadi salah satu perusahaan teknologi pertama yang mengendalikan pusat data AI dengan kapasitas daya komputasi besar.
Ilustrasi data center AI.
Selain itu, pembangunan pusat data AI oleh Meta ini sekaligus mengisyaratkan bahwa perusahaan lebih kompetitif dibandingkan dengan pesaing seperti OpenAI, Google DeepMind, atau Anthropic dalam hal kemampuan untuk melatih dan melayani model-model AI populer.
Langkah ini juga dapat membantu Meta menarik lebih banyak talenta baru untuk bekerja di perusahaan dengan kebutuhan komputasi yang memadai.
Kendati demikian, pembangunan data center raksasa seperti Hyperion dan Promotheus ternyata menimbulkan banyak kekhawtiran.
Serap listrik dan air skala besar
Dihimpun KompasTekno dari TechCrunch, Kamis (17/7/2025), pusat data Hyperion dan Promotheus diperkirakan akan menyerap energi dalam jumlah besar yang diklaim bisa untuk menyalakan listrik dari jutaan rumah di AS.
Namun, karena energinya begitu besar, proyek ini berpotensi menyerap pasokan listrik dan air dari beberapa tempat yang berada di sekitar wilayah pusat data.
Sebagai contoh, proyek pusat data Meta di Newton County, Georgia, dilaporkan menyebabkan gangguan air bersih, di mana keran air beberapa rumah warga sampai mengering, menurut laporan The New York Times.
Tidak hanya Meta, perusahaan AI lain seperti CoreWeave, turut dilaporkan membawa dampak negatif bagi warga di sekitar lokasi.
Dari laporan Bloomberg, dampak dari ekspansi pusat data yang dibangun oleh perusahaan AI diproyeksikan akan menggandakan kebutuhan listrik sebuah kota di dekat Dallas, Texas, AS.
Dukungan pemerintah
Meski sudah diperkirakan akan membawa dampak negatif, perusahaan teknologi tampaknya masih tetap bersikukuh membangun proyek data center besar-besaran untuk mendukung ambisi AI mereka.
Terlebih, pembangunan pusat data AI ini mendapat dukungan dari pemerintah pusat AS. Menteri Energi AS, Chris Wright, turut menyerukan AS untuk "menjadi pemimpin garda terdepan (frontier) dalam hal energi intensif lanjutan, yaitu kecerdasan buatan (AI)".
Menurut Chris, AI bisa mengubah listrik menjadi "output paling berharga", yaitu "kecerdasan". Oleh karena itu, sebagai bentuk dukungan, pemerintah federal akan mempercepat produksi energi yang berasal dari batu bara, nuklir, panas bumi dan gas alam.
Sebab, para ahli memperkirakan bahwa pusat data AI bisa menyerap hingga 20 persen dari total konsumsi listrik nasional AS pada 2030 mendatang. Jumlah ini naik secara drastis dari yang sebelumnya pada 2022 hanya sekitar 2,5 persen.