Ini Lokasi dan Harga 11 Rumah Bos Meta Mark Zuckerberg yang Diprotes Warga

Mark Zuckerberg, rumah mark zuckerberg, harga rumah Mark Zuckerberg, lokasi rumah mark zuckerberg, mark zuckerberg diprotes, Ini Lokasi dan Harga 11 Rumah Bos Meta Mark Zuckerberg yang Diprotes Warga

CEO Meta Mark Zuckerberg kembali menuai sorotan, bukan karena teknologi, melainkan deretan rumah mewahnya yang memicu protes tetangga.

Bos Facebook itu diketahui memiliki 11 rumah di kompleks Crescent Park, Palo Alto, California, Amerika Serikat, dengan nilai mencapai ratusan juta dollar AS.

Menurut laporan The New York Times, warga setempat mengeluhkan dominasi Zuckerberg yang dianggap telah "menguasai" lingkungan.

"Tidak ada warga yang ingin lingkungannya dikuasai, tapi itulah yang terjadi di sini," ujar Michael Kieschnick, salah satu warga Crescent Park.

Harga 11 rumah Zuckerberg

Mark Zuckerberg, rumah mark zuckerberg, harga rumah Mark Zuckerberg, lokasi rumah mark zuckerberg, mark zuckerberg diprotes, Ini Lokasi dan Harga 11 Rumah Bos Meta Mark Zuckerberg yang Diprotes Warga

Daftar properti yang dibeli CEO Meta , Mark Zuckerberg di komplek Crescent Park, Palo Alto, California, AS

Zuckerberg dan istrinya, Priscilla Chan, pertama kali membeli rumah di kompleks tersebut pada 2011 dengan harga sekitar 7 juta dollar AS (Rp 112 miliar). Saat itu, kekayaan Zuckerberg diperkirakan mencapai 13,5 miliar dollar AS (Rp 217 triliun).

Setahun kemudian, ia membeli rumah di belakang properti utamanya seharga 4,8 juta dollar AS (Rp 77,3 miliar). Pada September 2013, Zuckerberg kembali memperluas kepemilikan dengan membeli rumah di sebelah kediamannya seharga 10,5 juta dollar AS (Rp 169 miliar).

Hanya sebulan berselang, ia menambah dua properti lagi di belakang rumah utama dengan harga masing-masing 14 juta dollar AS (Rp 225 miliar) dan 14,5 juta dollar AS (Rp 233 miliar).

Semua properti itu kemudian direnovasi, sebagian dijadikan wisma tamu, dilengkapi kolam renang, lapangan pickelball, hingga taman dengan patung Priscilla Chan.

Borong rumah lagi sejak 2022

Ekspansi berlanjut pada Juli 2022, ketika Zuckerberg membeli rumah di seberang kompleksnya seharga 5,7 juta dollar AS (Rp 92 miliar). Pada April 2024, ia menambah rumah senilai 12,3 juta dollar AS (Rp 198 miliar), disusul Mei 2024 sebesar 10,75 juta dollar AS (Rp 173 miliar).

Desember 2024, Zuckerberg kembali merogoh kocek 9,5 juta dollar AS (Rp 153 miliar) untuk satu rumah, lalu Januari 2025 membeli lagi seharga 10,5 juta dollar AS (Rp 169 miliar).

Terbaru, beberapa bulan lalu ia membeli properti senilai 12,5 juta dollar AS (Rp 202 miliar), hanya berjarak dua rumah dari kediaman utamanya.

Jika diurutkan, total ada 11 rumah yang dibeli Zuckerberg di Crescent Park dalam kurun 14 tahun terakhir.

Dengan jumlah sebanyak ini, sejumlah tetangga menuding Zuckerberg menyalahgunakan izin bangunan.

Salah satu propertinya bahkan dilaporkan dijadikan sekolah swasta untuk 14 anak, yang dianggap melanggar aturan kota. Warga juga mengeluhkan pembangunan terus-menerus dan keberadaan petugas keamanan yang intensif di kawasan itu.

Meski begitu, juru bicara Zuckerberg, Aaron McLear, menegaskan bahwa bos Meta itu sudah berupaya meminimalkan gangguan.

"Mark, Priscilla, dan anak-anaknya telah menjadikan Palo Alto sebagai rumah mereka lebih dari satu dekade. Mereka menghormati dan mengambil langkah melebihi ketentuan demi menghindari gangguan di lingkungan kompleks," ujar McLear.

Kompleks Palo Alto bukan satu-satunya lokasi yang menuai kritik. Zuckerberg juga membeli lahan 1.000 hektar di Hawaii yang menambah total kepemilikannya di Pulau Kauai menjadi sekitar 2.300 hektar.

Warga setempat menilai pembelian itu berpotensi mengganggu situs pemakaman leluhur di kawasan perkebunan, dirangkum KompasTekno dari Realtor, Rabu (20/8/2025).

Meski demikian, juru bicara Zuckerberg lainnya, Brandi Hoffine, menyebut lahan di Hawaii sebagian besar diperuntukkan bagi konservasi dan pertanian.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!