Gambar "Ghibli Style" Buatan ChatGPT Viral, Bikin GPU OpenAI Membludak

Perusahaan kecerdasan buatan, OpenAI baru-baru ini merilis fitur penghasil gambar (image generator) langsung (native). Fitur ini hadir dengan dukungan model AI GPT-4o yang mendukung pembuatan gambar lebih akurat dan realistis.
Berkat fitur ini, pengguna bisa meminta chatbot ChatGPT untuk membuat ilustrasi atau menyunting gambar dalam berbagai gaya, hanya dengan memasukkan (input) prompt atau perintah berbasis teks (teks ke gambar).
Salah satu gaya atau style yang banyak digunakan pengguna ChatGPT untuk menjajal fitur baru itu adalah gaya Studio Ghibli.
Oleh karena itu, media sosial, seperti X (dulu Twitter) dibanjiri aneka meme dan gambar bergaya Studio Ghibli.
Bahkan, foto profil X pendiri sekaligus CEO OpenAI, Sam Altman pun ikut menggunakan Ghibli style.
Apabila belum familiar, Studo Ghibli adalag studio animasi asal Jepang yang terkenal dengan gaya visualnya yang khas serta cerita yang mengangkat kehidupan sehari-hari dengan sentuhan kaibun.
Tren gambar Ghibli style yang dibuat dengan ChatGPT ini membuat Graphics Processing Unit (GPU) OpenAI membludak karena menampung banyak traffic.
Hal itu diungkap langsung oleh Sam Altman lewat akun pribadi X miliknya dengan handle @sama.
"Sangat menyenangkan melihat orang-orang menyukai fitur gambar di ChatGPT. Tapi, GPU kami membludak," tulisnya.
Oleh karena itu, Altman mengatakan fitur generator image native di ChatGPT ditangguhkan sementara waktu.
it's super fun seeing people love images in chatgpt.
but our GPUs are melting.
we are going to temporarily introduce some rate limits while we work on making it more efficient. hopefully won't be long!
chatgpt free tier will get 3 generations per day soon.
— Sam Altman (@sama) March 27, 2025
Di posting X terpisah, Altman juga mengatakan bahwa pengguna ChatGPT gratisan akan dibatasi menggunakan fitur ini.
"Gambar di ChatGPT ternyata sangat populer dari yang kami perkirakan. Perilisan untuk pengguna (ChatGPt) gratis sayangnya akan ditunda sementara waktu," tulisnya.
images in chatgpt are wayyyy more popular than we expected (and we had pretty high expectations).
rollout to our free tier is unfortunately going to be delayed for awhile.
— Sam Altman (@sama) March 26, 2025
Picu kontroversi
Tren gambar Ghibli style ini rupanya memicu kontroversi. Banyak warganet mengaitkan tren ini dengan pernyataan Hayao Miyazaki, yakni salah satu pendiri Studio Ghibli, sekaligus animator kenamaan Jepang.
Dalam sebuah film dokumenter berjudul Never-Ending Man: Hayao Miyazaki (2016), Miyazaki pernah mengatakan ketidaksepakatannya dengan AI.
"Siapa pun orang yang membuat ini (AI) sama sekali tidak tahu apa itu rasa sakit. Saya benar-benar muak," katanya.
"Jika Anda benar-benar ingin membuat hal yang menyeramkan, silakan saja. Saya tidak akan pernah ingin memasukkan teknologi ini ke dalam karya saya sama sekali," kata Miyazaki.
"Saya sangat merasa bahwa ini merupakan penghinaan terhadap kehidupan itu sendiri," imbuhnya, dirangkum KompasTekno dari Mashable, Jumat (28/3/2025).
Hayao Miyazaki kembali dari pensiun
Tren ini juga menimbulkan kekhawatiran soal pelanggaran hak cipta. Fitur terbaru OpenAI ini hadir hanya beberapa waktu setelah Google merilis fitur serupa dalam model Gemini Flash, yang sebelumnya sempat viral karena mampu menghapus watermark dari gambar.
Dengan semakin mudahnya menciptakan ulang gaya karya berhak cipta hanya dengan mengetikkan perintah teks, teknologi ini kembali memicu perdebatan hukum seputar penggunaan AI generatif.
Menurut Evan Brown, pengacara kekayaan intelektual di firma hukum Neal & McDevitt, gaya visual tidak secara eksplisit dilindungi oleh hak cipta. Artinya, secara hukum OpenAI tidak melanggar aturan hanya dengan membuat gambar yang menyerupai film-film Ghibli.
Namun, yang menjadi pertanyaan utama adalah apakah model AI ini dilatih menggunakan materi berhak cipta, seperti cuplikan film-film Ghibli.
Dalam pernyataannya kepada TechCrunch, perwakilan OpenAI menyatakan bahwa ChatGPT menolak mereplikasi gaya seniman individu yang masih hidup, tetapi tetap mengizinkan pembuatan gambar dalam gaya studio secara lebih luas.
Namun, hal ini menimbulkan pertanyaan tambahan, karena gaya Studio Ghibli sendiri sangat erat kaitannya dengan Hayao Miyazaki yang hingga saat ini masih hidup dan aktif di industri seni, terutama animasi.
Dengan meningkatnya adopsi teknologi AI generatif, kasus ini bisa menjadi preseden penting dalam perlindungan hak cipta di era AI.
Apakah membuat ulang estetika khas studio besar seperti Ghibli termasuk pelanggaran hak cipta, atau hanya sekadar inspirasi kreatif? Jawaban atas pertanyaan ini bisa berdampak besar pada industri kreatif di masa depan.
Saat ini, beberapa pengadilan masih memutuskan apakah melatih AI menggunakan karya berhak cipta termasuk dalam kategori fair use (penggunaan wajar) atau tidak, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari TechCrunch, Kamis (27/3/2025).
Sejumlah tuntutan hukum telah diajukan terhadap OpenAI, termasuk oleh The New York Times dan berbagai penerbit lainnya, yang mengklaim bahwa model AI OpenAI telah menggunakan karya berhak cipta tanpa izin atau kompensasi.
Gugatan serupa juga diajukan terhadap Meta dan Midjourney, startup AI yang berfokus pada pembuatan gambar.