Mengapa Peran Ayah dalam Pengasuhan Anak Tak Lagi Bisa Diabaikan

Di tengah kemajuan ilmu parenting, masih ada anggapan kuno yang melekat: bahwa ayah hanyalah "pemain cadangan" dalam pengasuhan anak. Lelucon soal ayah yang bingung mencari baju anak atau tak paham rutinitas harian si kecil masih sering terdengar.
Padahal, realitanya telah banyak berubah, kehadiran dan keterlibatan ayah terbukti memiliki dampak besar bagi tumbuh kembang anak.
Dalam dunia riset pun, pergeseran ini nyata terasa. Jika sebelum era 1980-an nama ayah nyaris absen dalam jurnal akademik soal pengasuhan, kini posisinya semakin diakui. Ayah tak lagi dipandang sekadar pendukung, tapi sebagai sosok penting yang berperan aktif dan setara dengan ibu dalm tumbuh kembang anak.
Lalu, seperti apa peran krusial ayah di tiap tahap kehidupan anak? Temukan jawabannya berikut ini.
Kehadiran ayah untuk bayinya
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bayi yang mengalami kontak kulit ke kulit dengan ayah mereka di jam-jam pertama setelah lahir cenderung lebih jarang menangis, lebih cepat tenang, dan tertidur lebih cepat daripada bayi yang hanya di tempat tidur bayi.
Penelitian perkembangan sebelumnya tentang keterikatan tampaknya menyiratkan bahwa bayi hanya terikat pada satu pengasuh (biasanya ibu), tetapi kini kita tahu bahwa hal ini tidak benar.
Bayi menjadi terikat secara aman dengan beberapa pengasuh, terutama jika pengasuh lainnya responsif dan penuh perhatian terhadap kebutuhan fisik dan emosional bayi.

Ilustrasi ayah dan anak memasak.
Membentuk ikatan yang kuat bukan hanya tentang jumlah waktu yang dihabiskan dengan bayi. Sebuah studi menemukan bahwa respons pengasuhan lebih penting daripada jumlah waktu.
Keterikatan yang erat, tentu saja, mendorong hasil baik bagi anak-anak selama pertumbuhannya, termasuk pengaturan emosi yang lebih baik, jarang ada masalah perilaku, bahkan prestasi akademis yang lebih baik hingga masa remaja.
Dampak positif dari peran ayah yang aktif, tentu saja, tidak berhenti di usia bayi. Sepanjang masa kanak-kanak, peran penting ayah terus berlanjut seiring perkembangan anak secara emosional, fisik, dan intelektual.
Sebagaimana halnya dengan ibu, jalur pengaruh ayah terhadap perkembangan anak sebagian besar melalui hubungan kelekatan. Hal ini berlanjut hingga masa kanak-kanak dan seterusnya.
Perkembangan emosional
Perkembangan sosial-emosional merupakan salah satu area kunci di mana pengaruh ayah terlihat jelas. Studi menemukan bahwa keterikatan yang aman dengan ayah mendukung keterampilan emosional anak seperti empati dan kemampuan membaca emosi, bahkan di usia sekolah.
Kemampuan akademik
Beberapa studi menunjukkan bahwa keterlibatan ayah dengan anak-anaknya dalam kegiatan seperti membaca dan jalan-jalan bersama dapat meningkatkan kecerdasan anak.
Demikian pula, anak-anak dengan ayah yang terlibat dalam pengasuhan lebih mungkin lulus SMA dan kuliah. Dari studi ini, jelas terlihat bahwa kontribusi ayah terhadap perkembangan kognitif anak jauh melampaui sekadar menyediakan dana pendidikan.
Masa remaja
Masa remaja bisa menjadi masa yang penuh gejolak bagi banyak anak. Di masa ini, pengaruh teman sebaya yang kurang baik, perilaku berisiko, dan masalah kesehatan mental dapat muncul jika tidak ada pengaruh yang lebih positif. Ayah dapat memainkan peran penting dalam kehidupan anak-anak selama masa ini.
Meskipun anak-anak sudah lebih besar dan dewasa, ikatan emosional yang mendasar ini menjadi fondasi yang berdampak jangka panjang.
Beberapa penelitian menemukan bahwa remaja yang memiliki keterikatan yang aman dengan ayah mereka memiliki harga diri yang lebih tinggi dan cenderung tidak terlibat dalam perilaku nakal.
Waktu yang diinvestasikan para ayah di masa-masa awal untuk membangun ikatan yang kuat dengan anak-anak mereka akan terus bermanfaat bagi mereka hingga masa remaja.