Apakah Ayah Non-Biologis dan Anak Bisa Dekat Meski Tanpa Hubungan Darah?

Tidak semua hubungan ayah dan anak dibangun dari ikatan darah. Ada keluarga dengan sosok ayah yang bukanlah ayah kandung, tapi tetap jadi bagian penting dalam kehidupan anak.
Lantas, mungkinkah hubungan ayah non-biologis dan anak tetap dekat dan penuh kasih sayang, meski tanpa ikatan biologis? Psikolog Klinis Lintang Tejaratri, S.Psi., M.Psi. mengatakan, hal itu sangat mungkin terjadi.
“Bisa ya, karena dukungan emosional apabila diberikan kepada anak secara konsisten, berpotensi membentuk keterikatan yang aman dan mendalam dengan anak yang bukan darah dagingnya sendiri,” ujar Lintang saat diwawancarai Kompas.com belum lama ini.
Bahkan, hubungan ayah non-biologis dengan anak bisa terjalin erat dan sehat jika dibangun dengan cara yang tepat.
Hubungan ayah non-biologis dan anak
Peran keterlibatan emosional
Hubungan ayah non-biologis dan anak bisa terjalin erat bila dibangun dengan konsistensi dan kehadiran emosional. Begini penjelasan psikolog.
Kunci utama membangun kedekatan ini adalah keterlibatan emosional yang konsisten.
Menurut Lintang, ayah non-biologis harus peka terhadap kebutuhan anak dan aktif berpartisipasi dalam proses tumbuh kembangnya.
“Oleh karenanya, seorang ayah non-biologis harus sensitif dan terlibat aktif dalam tumbuh kembang anak agar ikatan emosional keduanya semakin dekat,” tutur Lintang.
Keterlibatan yang dimaksud tidak hanya soal hadir secara fisik, seperti berada di rumah atau menemani bermain, tetapi juga hadir secara emosional.
Misalnya, mendengarkan cerita anak, memberikan dukungan saat anak menghadapi tantangan, dan menghargai perasaannya.
Kedekatan bukan soal darah
Hubungan ayah non-biologis dan anak bisa terjalin erat bila dibangun dengan konsistensi dan kehadiran emosional. Begini penjelasan psikolog.
Lintang menyampaikan, ikatan emosional tidak selalu bergantung pada hubungan darah. Kualitas interaksi sehari-hari jauh lebih berperan dalam membentuk kedekatan.
“Keterikatan itu bukan hanya soal darah atau keterikatan dari biologis, tapi juga soal kualitas hubungan yang dijalankan sehari-harinya,” tutur dia.
Artinya, seorang ayah non-biologis yang konsisten memberikan kasih sayang, rasa aman, dan dukungan dapat menjadi figur penting dalam hidup anak, sama halnya dengan ayah kandung.
Konsistensi dan kehadiran jadi kunci
Hubungan ayah non-biologis dan anak bisa terjalin erat bila dibangun dengan konsistensi dan kehadiran emosional. Begini penjelasan psikolog.
Konsistensi adalah kunci membangun hubungan yang bermakna. Ayah non-biologis yang secara terus-menerus hadir dalam kehidupan anak, baik secara fisik maupun emosional, berpotensi menjadi acuan peran yang kuat untuk anak.
“Jika ayah non-biologis selalu hadir secara emosional maupun fisik dengan konsisten, itu mampu menjadi figure attachment yang bermakna bagi sang anak,” jelas Lintang.
Kehadiran ini menciptakan rasa aman bagi anak, sehingga ia merasa dihargai dan dicintai apa adanya, terlepas dari hubungan biologis.
Pentingnya ayah non-biologis terlibat sejak dini
Hubungan ayah non-biologis dan anak bisa terjalin erat bila dibangun dengan konsistensi dan kehadiran emosional. Begini penjelasan psikolog.
Lintang menambahkan, semakin dini keterlibatan ayah non-biologis dimulai, semakin besar peluang terjalinnya keterikatan yang sehat.
“Semakin awal dan aktif keterlibatannya, misalnya sejak baru lahir, itu juga semakin besar peluangnya untuk terjadi keterikatan yang sehat,” ujarnya.
Keterlibatan sejak bayi tidak hanya membangun kepercayaan, tetapi juga memberi kesempatan bagi ayah non-biologis untuk memahami kebutuhan emosional anak sejak awal kehidupannya.
Kedekatan antara ayah non-biologis dan anak bukanlah mitos. Dengan konsistensi, kepekaan, dan kehadiran emosional yang tulus, hubungan ini bisa tumbuh sama kuatnya, bahkan kadang lebih erat, dibandingkan hubungan berbasis biologis.
Kualitas interaksi sehari-hari, dukungan tanpa syarat, dan rasa aman yang diberikan akan menjadi fondasi bagi ikatan tersebut.
Pada akhirnya, cinta dan kepedulian yang nyata jauh lebih bermakna daripada sekadar keterikatan genetik.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!