Top 5+ Cara Membangun Kedekatan Anak dengan Ayah Non-biologis, Berkaca dari DJ Bravy

Erika Carlina, hubungan ayah dan anak, DJ Bravy, ayah nonbiologis, ayah non biologis, cara membangun kedekatan ayah dengan anak, dj bravy dan erika, 5 Cara Membangun Kedekatan Anak dengan Ayah Non-biologis, Berkaca dari DJ Bravy, 1. Hadir secara emosional dan fisik, 2. Membuka ruang komunikasi yang sehat, 3. Menghormati perasaan anak, 4. Melibatkan diri dalam pengasuhan, 5. Menunjukkan kepedulian dan tanggung jawab

Aktris sekaligus influencer Erika Carlina belum lama ini melahirkan putra pertamanya pada Jumat (1/8/2025). 

Dalam momen kelahiran ini, sang kekasih, DJ Bravy atau Bravyson Vconk, hadir bukan hanya sebagai pendamping, tetapi juga mengambil peran dalam mengasuh sang buah hati.

Meski bukan ayah kandung, Bravy menunjukkan perannya sebagai sosok pendukung yang hadir untuk Erika dan anaknya. 

Berkaca dari peristiwa ini, bagaimana seorang ayah non-biologis bisa membangun hubungan yang dekat dan bermakna dengan anak?

Psikolog Klinis Astri Kartikasari, S.Psi., M.Psi., Psikolog menekankan, kedekatan emosional antara anak dan ayah non-biologis bukan sesuatu yang terbentuk secara instan.

Meskipun demikian, hubungan antara ayah non-biologis bisa terjalin dengan harmonis seiring berjalannya waktu.

“Tentunya ayah non-biologis bisa membangun kedekatan emosional dengan anak melalui proses yang penuh kesabaran, keterbukaan, dan konsistensi,” jelas Astri saat diwawancarai Kompas.com, Rabu (6/8/2025).

5 Cara membangun kedekatan anak dengan ayah non-biologis

Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan ayah non-biologis untuk membangun hubungan positif dengan anak menurut Astri.

1. Hadir secara emosional dan fisik

Kehadiran bukan sekadar berada di rumah, tetapi benar-benar ada untuk anak. 

Astri mencontohkan, ikut bermain bersama, mengantar anak ke sekolah, atau mendengarkan cerita anak sepulang sekolah adalah bentuk keterlibatan yang memberi rasa aman. 

Anak akan merasakan bahwa figur ayah ini selalu ada di sisinya, baik di momen menyenangkan maupun sulit.

“Hadir secara emosional dan fisik, kemudian kehadiran dalam rutinitas anak seperti bermain, mengantar sekolah, atau sekedar mendengarkan cerita anak, membentuk rasa aman,” ujarnya.

2. Membuka ruang komunikasi yang sehat

Anak butuh merasa didengar. Ayah non-biologis sebaiknya tidak memaksakan perannya sebagai pengganti ayah kandung, melainkan membangun komunikasi terbuka. 

Dengan begitu, anak tahu bahwa ia punya figur dewasa yang siap mendengarkan, memberi masukan, dan bisa dipercaya kapan saja.

“Kemudian, membuka ruang komunikasi yang sehat tentunya, tidak memaksakan diri sebagai pengganti ayah kandung, tapi menunjukkan bahwa ia adalah figur dewasa yang bisa dipercaya dan diandalkan,” kata Astri.

3. Menghormati perasaan anak

Tidak semua anak langsung menerima figur ayah baru. Ada yang bingung, bahkan menolak. 

Menurut Astri, ayah non-biologis perlu menghormati proses ini, memberi waktu, dan tidak memaksakan hubungan. 

Pendekatan yang sabar akan membuat anak lebih nyaman membuka hati.

“Mungkin anak mengalami kebingungan atau bahkan penolakan di awal, ayah non-biologis perlu menghormati proses ini tanpa memaksakan hubungan,” jelasnya.

4. Melibatkan diri dalam pengasuhan

Keterlibatan dalam pengasuhan membuat anak merasa dihargai dan diperhatikan. 

Ayah non-biologis dapat bekerja sama dengan ibu dalam mengambil keputusan penting, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga aktivitas sehari-hari anak. 

Kerja sama ini juga memberi contoh positif tentang hubungan saling mendukung di dalam keluarga.

“Melibatkan diri dalam pengasuhan, membangun kerjasama dengan ibu dalam membuat keputusan, tentunya terkait anak yang akan memiliki cita-cita, tujuan,” kata Astri.

5. Menunjukkan kepedulian dan tanggung jawab

Konsistensi dalam bersikap adalah kunci. Anak akan merasa aman jika melihat ayah non-biologis benar-benar peduli, bertanggung jawab, dan tidak hanya hadir di saat-saat tertentu. 

Sikap ini akan menumbuhkan rasa percaya yang kuat dan menguatkan hubungan anak dan ayah non-biologisnya. 

“Ayah non-biologis juga perlu menunjukkan bahwa dirinya benar-benar peduli dan bertanggung jawab,” tambah Astri.

Peran aktif sejak dini jadi kunci kedekatan emosional

Astri menegaskan, peran aktif sejak hari pertama anak lahir akan mempercepat terbentuknya ikatan emosional yang kokoh.

Bahkan jika ayah non-biologis berperan aktif sejak hari pertama anak lahir, hal ini bisa mengisi kekosongan figur atau konsep ayah di benak anak. 

“Kalau ayah non-biologis berperan aktif, maka bukan tidak mungkin hubungan emosional yang kuat dapat terjalin antara anak dan dirinya sebagai figur ayah, apalagi didampingkan itu sejak hari pertama anak lahir ke dunia,” tutupnya.

Kisah DJ Bravy menjadi pengingat bahwa ikatan keluarga tidak selalu terikat darah. 

Komitmen, kehadiran, dan kasih sayang nyata bisa menciptakan hubungan yang sama kuatnya dengan hubungan biologis.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!