Siklus 4 Tahunan Bitcoin Terancam Punah

Siklus empat tahunan Bitcoin (BTC) yang selama ini menjadi patokan banyak trader dan investor tengah diperdebatkan.
Sejumlah analis meyakini pola tersebut sudah tidak relevan lagi di tengah masuknya modal institusi dan perubahan lanskap pasar, sementara pihak lain menegaskan siklus ini masih bertahan.
Sejak kelahiran Bitcoin, harga kerap mengikuti pola bull dan bear market setiap empat tahun, biasanya dipicu oleh Bitcoin halving, peristiwa pemotongan reward miner yang mengurangi pasokan BTC baru.
Puncak harga historis selalu terjadi setahun setelah halving, ya 2013, 2017, 2021, dan diprediksi kembali pada 2025. Namun, kondisi itu kini mulai dipertanyakan.
Penulis sekaligus investor Jason Williams, menyebut kepemilikan Bitcoin oleh 100 perusahaan besar yang mencapai hampir 1 juta BTC membuat efek halving tidak lagi dominan.
“Inilah alasan siklus empat tahun sudah berakhir,” tulisnya di X, seperti dikutip dari Indodax, Senin, 11 Agustus 2025.
Chief Investment Officer Bitwise Asset Management, Matthew Hougan, menyampaikan pandangan serupa. Menurutnya, jika pasar masih positif hingga 2026, artinya siklus lama benar-benar berakhir.
“Mari kita katakan saja: saya pikir siklus empat tahun sudah usai,” ujarnya, dilansir dari Cointelegraph.
Pandangan ini didukung oleh CEO The Bitcoin Bond Company, Pierre Rochard, yang menilai halving sudah “immaterial” terhadap pergerakan harga.
Ia berargumen bahwa 95 persen Bitcoin telah ditambang, sehingga suplai di pasar lebih ditentukan oleh aksi jual pemilik lama (OG) dan permintaan dari ritel, ETP, serta perusahaan treasury.
Chief Clients Officer Sygnum Bank, Martin Burgherr, mengatakan bahwa pasar yang semakin matang kini dipengaruhi banyak variabel, seperti kondisi makroekonomi, arus modal institusional, regulasi, hingga adopsi ETF.
Menurutnya, halving hanyalah “salah satu dari sekian input” yang memengaruhi arah pasar, bukan lagi skrip utama.
Meski begitu, sebagian analis menolak pandangan tersebut. CRYPTO?IRB, analis dengan ratusan ribu pengikut di X, menyebut klaim “siklus mati” sebagai pernyataan yang keliru.
Menurutnya, ETF justru memperkuat siklus karena keuangan tradisional (TradFi) juga memiliki pola empat tahunan, termasuk siklus politik AS.
“Halving tidak bisa dibatalkan, itu sudah terprogram secara matematis,” tegasnya. Pandangan ini selaras dengan Seamus Rocca, CEO Xapo Bank, yang menilai sifat siklus masih ada dan risiko bear market panjang tetap nyata.