Teror 3 Bulan dan Laporan ke Polsek Tak Digubris, HRD di Purwakarta Ditemukan Tewas di Siang Bolong

Dea Permata Karisma (27) adalah seorang wanita muda yang tinggal di Desa Jatimekar, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat ditemukan tewas dengan bekas tusukan.
Ia menetap di Komplek PJT II Blok D bersama pembantunya. Dea dikenal sebagai pribadi ramah dan mudah bergaul.
Dalam kesehariannya, ia bekerja sebagai staf Human Resources Development (HRD) di sebuah perusahaan swasta di Purwakarta. Suaminya bekerja di Perum Jasa Tirta (PJT) II dan biasanya baru pulang pada malam hari.
Menurut tetangganya, Salbiah, Dea tidak pernah terlihat memiliki masalah dengan orang lain.
"Dia baik, suka bergaul sama semua orang. Saya enggak dengar dia punya masalah dengan siapa pun," ujarnya.
Bagaimana Teror WA Muncul Sebelum Pembunuhan?
Sebelum kejadian tragis itu, Dea sempat mendapatkan teror lewat pesan WhatsApp (WA) yang berisi ancaman pembunuhan. Teror ini berlangsung berturut-turut selama tiga bulan, membuat Dea gelisah dan khawatir.
Ayah korban, Sukarno (65), mengungkap bahwa pelaku bahkan pernah masuk ke rumah Dea, namun dipergoki oleh pembantu rumah tangga dan langsung melarikan diri.
Sang ibu, Yuli Ismawati (55), juga membenarkan adanya ancaman tersebut. Ia bahkan menyarankan putrinya memasang CCTV di rumah dan melaporkan kejadian itu ke pihak berwenang.
"Sudah lapor Babinsa, sampai ke Polsek Jatiluhur, tapi engga ada yang datang," ungkap Yuli sambil menangis.
Orang tua Dea Permata Karisma (27), Yuli Ismawati (kerudung hitam) dipeluk tetangganya sementara suaminya, Sukarno duduk di sebelah kanan Yuli. Mereka duduk di luar kediaman putri mereka yang ditemukan tewas bersimbah darah di dalam rumahnya, Selasa (12/8/2025) siang.
Bagaimana Kronologi Penemuan Jasad Dea?
Pada Selasa (12/8/2025) siang, Dea sempat meminta pembantunya untuk berbelanja. Sekitar pukul 10.00 WIB, ia terlihat keluar rumah dalam kondisi normal.
Tetangganya, Salbiah, sempat menyapa Dea yang sedang makan siang dan mendengar ia berkata ingin segera beres karena hujan akan turun.
Beberapa jam kemudian, pembantu Dea berlari ketakutan sambil berteriak, "Ibu-ibu, Bu Dea dibunuh."
Warga yang datang ke lokasi melihat jejak darah di dekat pintu dapur. Saat dicek, Dea ditemukan tewas bersimbah darah dengan sejumlah luka tusuk.
Kapolres Purwakarta, AKBP I Putu Dewa Gede Anom Jaya, membenarkan penemuan jasad tersebut.
"Hari ini, Selasa (12/8/2025), kami tim identifikasi dari Polres Purwakarta melakukan olah TKP di rumah yang ditemukan perempuan dalam kondisi meninggal dunia," ujarnya.
Pihak kepolisian masih mendalami kasus ini dengan memeriksa saksi-saksi dan mengumpulkan bukti di lokasi. Jenazah Dea telah dibawa untuk diotopsi guna memastikan penyebab kematian.
Keluarga Dea berharap pihak kepolisian dapat segera mengungkap identitas pelaku dan memberikan keadilan atas kematian tragis ini.
"Kami ingin pelaku ditangkap dan dihukum seberat-beratnya," kata Sukarno.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Sosok Dea Korban Pembunuhan di Purwakarta, Sempat Dapat Teror di WA hingga Disarankan Pasang CCTV.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!