Hari-hari Menuju Kemerdekaan, Keruntuhan Jepang hingga Pagi Bersejarah di Pegangsaan

kemerdekaan, Soekarno, proklamasi, kemerdekaan Indonesia, proklamasi kemerdekaan, Hari-hari Menuju Kemerdekaan, Keruntuhan Jepang hingga Pagi Bersejarah di Pegangsaan, Awal dari Janji Kemerdekaan, Keruntuhan Jepang, Penculikan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok, Perumusan Teks Proklamasi, Menuju Pagi Bersejarah

Jumat pagi, 17 Agustus 1945, menjadi tonggak sejarah bangsa ketika proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan.

Namun, sebelum momen bersejarah itu terjadi, jalan menuju kemerdekaan diwarnai rangkaian peristiwa penting yang berlangsung dalam tempo singkat nan penuh ketegangan.

Berikut ini rangkuman hari-hari menuju proklamasi kemerdekaan Indonesia, 80 tahun lalu.

Awal dari Janji Kemerdekaan

Situasi Asia Pasifik di akhir 1944 berubah drastis. Jepang yang sebelumnya menguasai wilayah luas mulai terdesak dalam perang.

Di Indonesia, perlawanan rakyat semakin gencar.

Dalam kondisi itu, Jepang berupaya menarik simpati dengan membentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 29 April 1945.

Meski dimaksudkan untuk kepentingan politik Jepang, BPUPKI justru memanfaatkan kesempatan itu untuk menyusun rencana kemerdekaan secara serius.

Tugas selesai, badan ini dibubarkan pada 7 Agustus 1945 dan digantikan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang akan melanjutkan langkah menuju kemerdekaan.

kemerdekaan, Soekarno, proklamasi, kemerdekaan Indonesia, proklamasi kemerdekaan, Hari-hari Menuju Kemerdekaan, Keruntuhan Jepang hingga Pagi Bersejarah di Pegangsaan, Awal dari Janji Kemerdekaan, Keruntuhan Jepang, Penculikan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok, Perumusan Teks Proklamasi, Menuju Pagi Bersejarah

80 Tahun Bom Atom Hiroshima, Penyintas Masih Alami Trauma, Luka, hingga Penyakit yang Mewarisi Keturunannya

Keruntuhan Jepang

Kabar besar datang dari negeri penjajah. Pada 6 Agustus 1945, bom atom dijatuhkan di Hiroshima, disusul Nagasaki tiga hari kemudian.

Kedua kota itu luluh lantak, membuat posisi Jepang semakin lemah.

Puncaknya, pada 14 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.

Keesokan harinya, Kaisar Hirohito mengumumkan kekalahan lewat siaran radio. Kekosongan kekuasaan (vacuum of power) pun tercipta di Indonesia.

kemerdekaan, Soekarno, proklamasi, kemerdekaan Indonesia, proklamasi kemerdekaan, Hari-hari Menuju Kemerdekaan, Keruntuhan Jepang hingga Pagi Bersejarah di Pegangsaan, Awal dari Janji Kemerdekaan, Keruntuhan Jepang, Penculikan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok, Perumusan Teks Proklamasi, Menuju Pagi Bersejarah

Peristiwa Rengasdengklok. Latar belakang terjadinya peristiwa Rengasdengklok adalah adanya perbedaan pendapat antara golongan muda dan tua

Penculikan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok

Informasi kekalahan Jepang sampai ke telinga tokoh muda seperti Sutan Sjahrir.

Mereka mendesak agar proklamasi dilakukan secepatnya tanpa menunggu restu Jepang.

Namun, Soekarno dan Mohammad Hatta memilih langkah hati-hati demi pengakuan internasional.

Perbedaan pandangan ini memuncak pada Peristiwa Rengasdengklok tanggal 16 Agustus 1945, ketika golongan muda membawa Soekarno dan Hatta keluar Jakarta untuk menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang.

Di sana, keduanya akhirnya sepakat memproklamasikan kemerdekaan paling lambat keesokan harinya.

kemerdekaan, Soekarno, proklamasi, kemerdekaan Indonesia, proklamasi kemerdekaan, Hari-hari Menuju Kemerdekaan, Keruntuhan Jepang hingga Pagi Bersejarah di Pegangsaan, Awal dari Janji Kemerdekaan, Keruntuhan Jepang, Penculikan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok, Perumusan Teks Proklamasi, Menuju Pagi Bersejarah

Diorama Sayuti Melik saat mengetik naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia ditemani BM Diah, di Rumah Laksamana Maeda, Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta Pusat, Minggu (3/8/2025).

Perumusan Teks Proklamasi

Sore harinya, Soekarno dan Hatta dijemput Achmad Soebardjo dan kembali ke Jakarta.

Malam itu, mereka menuju kediaman Laksamana Tadashi Maeda untuk menyusun naskah proklamasi.

Di ruang makan rumah Maeda, Soekarno, Hatta, dan Soebardjo merumuskan teks dengan disaksikan Sukarni, B.M. Diah Sudiro, Sayuti Melik, dan perwakilan Jepang, Miyoshi.

Naskah tulisan tangan Soekarno kemudian diketik oleh Sayuti Melik dengan mesin ketik milik Angkatan Laut Jerman.

Menjelang subuh, teks final pun siap dibacakan.

kemerdekaan, Soekarno, proklamasi, kemerdekaan Indonesia, proklamasi kemerdekaan, Hari-hari Menuju Kemerdekaan, Keruntuhan Jepang hingga Pagi Bersejarah di Pegangsaan, Awal dari Janji Kemerdekaan, Keruntuhan Jepang, Penculikan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok, Perumusan Teks Proklamasi, Menuju Pagi Bersejarah

Teks Proklamasi Asli yang ditulis oleh Soekarno ketika perumusan naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda

Pagi itu, 17 Agustus 1945, halaman rumah Soekarno di Pegangsaan Timur No. 56 menjadi saksi.

Dengan suara mantap, Soekarno membacakan proklamasi kemerdekaan di hadapan para tokoh dan rakyat yang hadir.

Hari-hari menjelang proklamasi mencerminkan betapa perjuangan kemerdekaan bukanlah keputusan yang datang tiba-tiba, melainkan hasil dari desakan, diplomasi, dan keberanian untuk mengambil momen yang tepat.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul .

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!