Basboi Rayakan Kekacauan Hidup Lewat EP 'PARAH MAX', Dibungkus dengan Musik Penuh Ekspresi dan Kejujuran

Tiga tahun setelah merilis album debut Adulting for Dummies pada 2021, Basboi kembali dengan karya terbarunya yang sarat emosi dan refleksi diri.
Mini-album (EP) bertajuk PARAH MAX ini menjadi wadah baginya untuk menuangkan perasaan, pengalaman, dan kisah dari masa-masa sulit yang ia lalui, dibungkus dalam bentuk musik yang penuh ekspresi dan kejujuran.
Inspirasi PARAH MAX berangkat dari perjalanan hidup yang tidak mudah. Basboi menghadapi pembatalan album keduanya yang sudah berjalan separuh jalan, terjangan situasi ekonomi yang lesu, hingga beragam persoalan personal dan sosial yang menumpuk. Semua itu memunculkan rasa bahwa dunia seakan bergerak tidak seperti yang ia harapkan.
“EP ini gue kerjakan dengan apa adanya, begitu pun dengan lirik yang gue tulis untuk PARAH MAX ini,” ucap Basboi, menegaskan keotentikan proses kreatifnya.
Lewat PARAH MAX, ia tidak hanya bercerita, tetapi juga merayakan kekacauan sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Alih-alih menolak, ia memilih untuk mengakui dan menerima momen tersebut, lalu mengolahnya menjadi musik—cara yang paling ia kenal untuk merespons dunia.
Mini-album ini memuat enam lagu: Muqaddimah, Sendirian, We Out, Shopping Spree, Parah Max, dan Rest Baby Rest. Dua lagu pertama berasal dari materi yang awalnya dipersiapkan untuk album kedua yang batal dirilis, sementara empat lagu sisanya tercipta sebagai respons atas masa transisi yang ia alami.
Proses produksi melibatkan deretan nama seperti Kareem Soenharjo (BAP), CVX, Fat Rorry, Concerto, dan Mildwave (Panji Wisnu dari The Panturas). Mixing dan mastering dikerjakan oleh Reonaldi Jessup alias Erik Soto, yang sebelumnya juga terlibat dalam album debut Basboi.
Secara musikal, PARAH MAX menawarkan palet warna yang kaya—dari hentakan hip hop yang padat, groove funk yang memikat, hingga energi hardcore yang membuncah—menjadikannya potret jujur perjalanan Basboi menghadapi hidup. (far)