Mengapa HUT RI Identik dengan Lomba? Ini Jawaban Sejarawan

Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) RI selalu identik dengan perlombaan. Ada lomba-lomba balap karung, panjat pinang, tarik tambang, sampai makan kerupuk.
Perlombaan yang tak lekang waktu itu selalu diselenggarakan warga tiap tahun. Namun, mengapa HUT RI selalu identik dengan acara lomba?
Sejarawan JJ Rizal, mengatakan tidak diketahui secara pasti siapa tokoh yang mengenalkan dan mengawali lomba-lomba pada acara perayaan HUT RI.
"Tanggal 17 Agustus itu hari istimewa, jadi negara dan masyarakat dengan inisiatif sendiri merayakannya," kata sejarawan JJ Rizal dilansir dari laman Kompas.com.
Rizal menambahkan, perlombaan-perlombaan saat HUT RI merupakan comotan dari masa penjajahan Belanda.
"Dan terutama zaman Jepang yang ditambah dengan aneka lomba baru," kata Rizal.
Misalnya, lomba panjat pinang, yang sudah sering didokumentasikan saat masa kolonial dahulu.
Selanjutnya, saat ulang tahun Djawa Baroe yang jatuh pada bulan Maret, dekat dengan momen masuknya Jepang ke Indonesia, jenis lomba pun bertambah lagi, yaitu lomba tarik beban berat dan lomba kuda-kuda.
Perlombaan dalam momen perayaan, menurut Rizal, sejatinya adalah persambungan dari masa sebelum merdeka yang diperkaya dengan isi baru.
Selain isi lomba yang semakin berkembang, momen perayaannya juga diganti.
Jika dahulu perlombaan diselenggarakan untuk menghormati Ratu Belanda dan kedatangan Jepang, maka setelah merdeka, rakyat Indonesia merayakan HUT RI yang jatuh tepat tanggal 17 Agustus.
"Jadi, seperti kita mewarisi banyak hal dari masa kolonial, seperti makanan, arsitektur, diksi, dan juga aneka lomba, diterima, diteruskan untuk mengenang momen bersejarah dengan perayaan yang menimbulkan kegembiraan," kata Rizal.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!