Israel Ancam Ratakan Gaza City jika Hamas tak Setujui Syarat yang Diajukan

menebar ancaman untuk menghancurkan sepenuhnya Gaza City jika Hamas tak menyejutui syarat yang diajukan. Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menegaskan Hamas diminta melucuti senjata dan membebaskan semua sandera.
Komentar Katz muncul setelah kabinet Israel menyetujui rencana serangan besar-besaran ke Kota Gaza, meski mendapat penolakan luas baik dari dalam negeri maupun internasional.
Seperti dilansir BBC, Hamas setuju dengan proposal mediator Qatar dan Mesir untuk gencatan senjata 60 hari, Senin (18/8). Menurut Qatar, proposal itu mencakup pembebasan setengah dari sandera yang tersisa di Gaza.
Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tampaknya menolak hal itu. Ia mengatakan bahwa ia telah memerintahkan dimulainya negosiasi untuk pembebasan semua sandera yang tersisa dan mengakhiri perang di Gaza dengan syarat yang dapat diterima Israel. Dalam pernyataan video saat kunjungan ke markas divisi Gaza di Israel pada Kamis malam, Netanyahu mengatakan ia telah memerintahkan segera dimulainya negosiasi untuk pembebasan semua sandera.
Israel meyakini hanya 20 dari 50 sandera yang masih hidup setelah 22 bulan perang. Media Israel, mengutip seorang pejabat Israel, mengabarkan para negosiator akan dikirim untuk melanjutkan pembicaraan setelah lokasi ditentukan.
“Saya datang untuk menyetujui rencana Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk mengambil alih Kota Gaza dan mengalahkan Hamas. Kedua hal ini, mengalahkan Hamas dan membebaskan semua sandera, berjalan beriringan,” kata Netanyahu, tanpa memberikan rincian tentang tahap selanjutnya dari pembicaraan tersebut.
“Segera, pintu neraka akan terbuka di atas kepala para pembunuh dan pemerkosa Hamas di Gaza, sampai mereka setuju dengan syarat Israel untuk mengakhiri perang, terutama pembebasan semua sandera dan pelucutan senjata mereka. Jika mereka tidak setuju, Gaza, ibu kota Hamas, akan menjadi seperti Rafah dan Beit Hanoun,” kata Katz dalam unggahan di media sosial pada Jumat (22/8).
Kedua kota tersebut telah hancur akibat operasi militer Israel.
IDF telah memperingatkan pejabat medis dan organisasi internasional untuk bersiap menghadapi rencana evakuasi seluruh penduduk Kota Gaza, yang berjumlah sekitar satu juta orang. Mereka diminta pindah ke tempat penampungan di selatan sebelum pasukan bergerak masuk.
Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan pihaknya menolak setiap langkah yang akan melemahkan sisa-sisa sistem kesehatan.
PBB mengatakan serangan yang semakin intensif dan pengeboman tanpa henti di Kota Gaza menyebabkan tingginya jumlah korban sipil dan kehancuran besar-besaran. PBB dan kelompok bantuan berjanji akan tetap tinggal untuk membantu mereka yang tidak bisa atau memilih untuk tidak mengungsi.
Ada kekhawatiran bahwa kampanye militer baru di Kota Gaza akan memperdalam krisis kemanusiaan. Integrated Food Security Phase Classification yang didukung PBB bulan lalu mengatakan bahwa skenario terburuk berupa kelaparan sedang terjadi di Gaza.
Netanyahu mengumumkan niat Israel untuk mengambil alih seluruh Jalur Gaza setelah pembicaraan tidak langsung dengan Hamas mengenai kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera gagal bulan lalu.(dwi)