Serangan Israel ke Gaza Semakin Intens, Tank dan Pesawat Tempur Hancurkan Puluhan Bangunan!

Serangan Israel ke Gaza Semakin Intens, Tank dan Pesawat Tempur Hancurkan Puluhan Bangunan!, Tujuan Serangan Israel, Kecaman dari Dalam dan Luar Negeri, Dampak Serangan terhadap Warga Gaza, Kesimpulan:
Serangan Israel ke Gaza Semakin Intens, Tank dan Pesawat Tempur Hancurkan Puluhan Bangunan!

Pasukan militer Israel melanjutkan serangan besar-besaran ke pinggiran Gaza sejak Sabtu (23/8). Menggunakan tank dan pesawat tempur, pasukan Israel menargetkan rumah-rumah serta sejumlah bangunan di wilayah utara dan timur Gaza. Serangan ini menyebabkan kerusakan parah dan meningkatkan penderitaan warga sipil yang sudah lama berjuang dalam kondisi sulit.

Menurut laporan dari Reuters pada Minggu (24/8), suara ledakan terdengar tanpa henti sepanjang malam di kawasan Zeitoun dan Shejaia. Saksi mata juga melaporkan bahwa tank Israel menembaki rumah dan jalan di lingkungan Sabra yang berdekatan. Beberapa bangunan di kota utara Jabalia bahkan diledakkan secara langsung oleh serangan darat dan udara.

Tujuan Serangan Israel

Militer Israel menyatakan bahwa serangan ini bertujuan untuk membongkar terowongan-terowongan militan yang digunakan oleh Hamas, kelompok perlawanan Palestina. Selain itu, serangan ini juga dimaksudkan untuk memperkuat kendali Israel atas wilayah tersebut.

Rencana Israel untuk merebut kendali penuh atas Gaza telah menuai kecaman luas, baik dari komunitas internasional maupun dari warga Israel sendiri. Banyak yang menyoroti dampak buruk serangan ini terhadap infrastruktur dan kehidupan warga sipil. Sebagian besar kota di Gaza saat ini telah hancur, dan warganya menghadapi ancaman kelaparan akibat kurangnya akses logistik dan bantuan internasional.

Kecaman dari Dalam dan Luar Negeri

Tindakan Israel mendapatkan kritik dari berbagai pihak, termasuk kelompok-kelompok masyarakat sipil di Israel. Forum Sandera dan Keluarga Hilang, sebuah organisasi yang mewakili kerabat para sandera di Gaza, menggelar demonstrasi di luar rumah sejumlah menteri Israel untuk menuntut gencatan senjata.

Demonstrasi ini dilakukan di kediaman beberapa pejabat tinggi, seperti Menteri Pertahanan Israel Katz, Menteri Urusan Strategis Ron Dermer, Menteri Luar Negeri Gideon Saar, serta menteri lainnya seperti Eli Cohen, Miri Regev, dan Avi Dichter. Para peserta demonstrasi menekankan pentingnya mencari solusi damai demi keselamatan sandera yang masih tertahan di Gaza.

Dalam orasi di depan rumah salah satu menteri, Yehuda Cohen, ayah salah satu sandera, menyampaikan protes keras. "Saya datang untuk mengingatkan Anda pada hari ke-688 bahwa seorang tentara [Israel] yang dikirim untuk membela negara dengan tank yang rusak masih berada di terowongan-terowongan Gaza," katanya melalui megafon, seperti dilaporkan Al Jazeera.

Ia melanjutkan, "Jika Anda benar-benar merasa sebagai menteri pertahanan, bersikaplah seperti menteri pertahanan, bukan menteri perang."

Dampak Serangan terhadap Warga Gaza

Menurut klaim Israel, lebih dari 1.100 orang tewas dan sekitar 250 orang ditawan dalam serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023. Dari jumlah itu, sedikitnya 50 orang sandera masih berada di Gaza, dengan 20 di antaranya dilaporkan masih hidup.

Namun, serangan balasan Israel terhadap Gaza juga menimbulkan korban sipil yang signifikan. Ribuan rumah dan bangunan telah hancur, meninggalkan ribuan warga tanpa tempat tinggal. Selain itu, akses makanan, air bersih, dan obat-obatan menjadi semakin terbatas, memperburuk kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut.

Kesimpulan:

Serangan militer Israel ke Gaza terus berlanjut, menambah derita warga sipil yang telah lama hidup di bawah tekanan konflik. Meskipun Israel mengklaim serangan ini bertujuan untuk membongkar terowongan militan dan memperkuat kendali, rencana tersebut mendapatkan kritik dari berbagai pihak, termasuk kelompok-kelompok masyarakat sipil di dalam negeri. Diperlukan langkah damai dan diplomasi untuk mengakhiri siklus kekerasan yang berkepanjangan ini.