Jangan Sepelekan Pusing Mendadak! Bisa Jadi Tanda Diabetic Shock yang Mengancam Nyawa

Ilustrasi diabetes, Apa itu diabetic shock dan kenapa bisa terjadi?, Tanda-tanda awal diabetic shock, Apa yang harus dilakukan saat diabetic shock terjadi?, Cara mencegah diabetic shock dalam kehidupan sehari-hari, Kapan harus mencari pertolongan medis?
Ilustrasi diabetes

Pusing mendadak, gemetar, atau berkeringat setelah melewatkan makan mungkin bukan sekadar kelelahan. Itu bisa menjadi tanda diabetic shock, atau dikenal juga sebagai hipoglikemia berat.

Kondisi ini terjadi ketika kadar gula darah turun terlalu rendah, biasanya akibat kelebihan insulin, telat makan, atau aktivitas fisik berlebihan tanpa asupan nutrisi yang cukup.

Bagi pasien diabetes, diabetic shock bisa berkembang sangat cepat dan berisiko memengaruhi otak, jantung, bahkan mengancam nyawa bila tidak segera ditangani. Menurut American Diabetes Association, mengenali gejala sejak awal dan tahu cara bertindak bisa mencegah konsekuensi kesehatan yang serius.

Hipoglikemia ringan biasanya bisa diatasi dengan mengonsumsi sesuatu yang manis, tapi diabetic shock adalah keadaan darurat medis yang memerlukan penanganan segera. Mengetahui perbedaan antara gejala awal dan kondisi yang sudah parah bisa membuat perbedaan besar dalam keselamatan.

Apa itu diabetic shock dan kenapa bisa terjadi?

Melansir laman Times of India, Diabetic shock atau hipoglikemia berat terjadi ketika kadar gula darah turun sangat rendah, umumnya di bawah 70 mg/dL. Dalam kondisi ini, tubuh dan otak kekurangan energi sehingga fungsi fisik dan mental menurun drastis.

Penyebab yang paling sering adalah salah menghitung dosis insulin, melewatkan makan, olahraga berat tanpa makan cukup, atau mengonsumsi alkohol tanpa makanan.

Berbeda dengan rasa lelah biasa, penurunan gula darah ini terjadi mendadak dan bisa memburuk hanya dalam hitungan menit. Tubuh biasanya memberi sinyal darurat lewat gejala, dan bila diabaikan bisa berlanjut ke pingsan atau kejang.

Tanda-tanda awal diabetic shock

Mengenali gejala sejak dini sangat penting. Beberapa tanda yang perlu diperhatikan:

  1. Tangan gemetar atau bergetar
  2. Berkeringat mendadak
  3. Rasa lapar yang kuat
  4. Pusing atau sakit kepala
  5. Pandangan kabur
  6. Perubahan mood, misalnya mudah marah atau cemas
  7. Sulit fokus atau bingung

Jika tanda-tanda ini diabaikan, kondisinya bisa memburuk menjadi bicara pelo, kejang, pingsan, bahkan koma.

Apa yang harus dilakukan saat diabetic shock terjadi?

Tindakan cepat bisa menyelamatkan nyawa. Berikut yang dianjurkan para ahli:

  1. Ikuti aturan 15-15: konsumsi 15 gram karbohidrat yang cepat diserap (jus, tablet glukosa, madu), lalu periksa kembali gula darah setelah 15 menit.
  2. Ulangi bila perlu: jika kadar gula masih rendah, konsumsi lagi 15 gram.
  3. Jangan memberi makanan pada orang yang tidak sadar: risiko tersedak sangat tinggi.
  4. Gunakan suntikan glukagon jika tersedia: ini bisa cepat menaikkan gula darah.
  5. Segera hubungi layanan darurat bila penderita tidak sadar, kejang, atau kondisinya tidak membaik.

Cara mencegah diabetic shock dalam kehidupan sehari-hari

Pencegahan bergantung pada konsistensi dan kewaspadaan. Makan tepat waktu adalah hal wajib bagi penderita diabetes. Memantau gula darah sebelum dan sesudah olahraga juga membantu mengenali risiko lebih awal, terutama bagi yang aktif berolahraga. Penyesuaian dosis insulin atau obat oral di bawah pengawasan dokter sangat penting.

Kebiasaan hidup juga berpengaruh. Minum alkohol tanpa makanan meningkatkan risiko hipoglikemia, jadi sebaiknya selalu ditemani camilan. Banyak penderita diabetes juga terbiasa membawa persediaan darurat seperti tablet glukosa, biskuit, atau kotak jus. Kebiasaan kecil ini bisa memberikan pertolongan cepat di situasi tak terduga dan menurunkan risiko diabetic shock.

Kapan harus mencari pertolongan medis?

Meski sudah berusaha mengatasi sendiri, ada saatnya perawatan medis tetap diperlukan. Jika kadar gula darah tidak membaik setelah langkah pertolongan atau gejala berkembang menjadi kejang, pingsan, atau hilang kesadaran, segera cari bantuan darurat.

Episode hipoglikemia berat yang berulang juga harus dikonsultasikan ke dokter agar rencana pengobatan bisa disesuaikan.

Hipoglikemia yang tidak terkontrol dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, kerusakan saraf, bahkan koma. Penanganan dini bukan hanya menyelamatkan nyawa, tetapi juga mencegah komplikasi jangka panjang.