Lebih Murah dari Galon, Warga Bogor Bisa Minum Air Langsung dari Keran Hanya Rp7 per Liter

Dedie A Rachim, Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, air galon, zona air minum prima, perumda tirta pakuan, air keran siap minum, ZAMP, high density polyethylene, Lebih Murah dari Galon, Warga Bogor Bisa Minum Air Langsung dari Keran Hanya Rp7 per Liter, Mengapa ZAMP Disebut Terobosan Besar?, Bagaimana Proses Distribusi Air Minum Ini?, Apakah Semua Warga Kota Bogor Bisa Menikmati Layanan Ini?, Apa Tantangan dalam Implementasi ZAMP?

Kota Bogor meluncurkan sebuah terobosan penting dalam pelayanan publik, khususnya di sektor air bersih.

Program Zona Air Minum Prima (ZAMP) kini hadir sebagai wujud kolaborasi antara Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dengan Perumda Tirta Pakuan.

Melalui program ini, warga dapat menikmati air siap minum langsung dari keran rumah mereka, tanpa perlu lagi membeli air galon atau kemasan.

Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menyebut ZAMP sebagai langkah besar dalam meningkatkan kualitas hidup warga sekaligus menghadirkan layanan yang lebih hemat dan sehat.

Program ini pertama kali diimplementasikan di kawasan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, dengan melayani sekitar 6.000 rumah tangga.

Mengapa ZAMP Disebut Terobosan Besar?

Menurut Dedie Rachim, kualitas air dari jaringan ZAMP setara, bahkan lebih baik daripada air minum dalam kemasan.

“Sekarang warga bisa minum air langsung dari keran rumahnya, tanpa harus beli galon lagi. Kualitasnya bahkan melebihi air minum dalam kemasan dan harganya jauh lebih murah, hanya Rp7 per liter, berbeda jauh dengan membeli satu galon yang seharga Rp20.000. Satu rumah tangga bisa menghemat hingga Rp300.000 per bulan,” kata Dedie dalam acara peluncuran di Jalan Cibeureum Jempol, Kelurahan Mulyaharja, Selasa (26/8/2025).

Dengan biaya yang lebih terjangkau, masyarakat dapat memperoleh air berkualitas tinggi dengan pengawasan ketat.

Hal ini menjadi solusi konkret di tengah tingginya pengeluaran rumah tangga untuk kebutuhan air minum.

Bagaimana Proses Distribusi Air Minum Ini?

Dedie menjelaskan, salah satu kunci keberhasilan ZAMP adalah penggunaan pipa High Density Polyethylene (HDPE).

Pipa jenis ini memiliki standar food grade yang lebih higienis dibandingkan pipa lama, sehingga mampu menjaga kualitas air hingga sampai ke rumah warga.

“Kita sudah menggunakan pipa food grade HDPE, bukan pipa lama yang kurang higienis. Ditambah ada sistem kontrol kualitas yang memantau kadar klor, pH, kejernihan, dan kekeruhan air. Semua itu menjamin air benar-benar layak diminum langsung dari keran,” ujar Dedie.

Proses distribusi juga melibatkan sistem monitoring berlapis untuk memastikan kualitas tetap konsisten.

Dengan teknologi ini, air tidak hanya aman diminum, tetapi juga mampu menekan risiko kontaminasi.

Apakah Semua Warga Kota Bogor Bisa Menikmati Layanan Ini?

Saat ini, ZAMP baru menjangkau 6.000 rumah tangga di wilayah Mulyaharja dari total 190.000 pelanggan Perumda Tirta Pakuan.

Dedie menegaskan, Pemkot Bogor berkomitmen memperluas jangkauan secara bertahap dalam lima tahun ke depan.

“Insyaallah ini menjadi pelayanan terbaik untuk masyarakat Bogor dan lima tahun kedepan tentu akan kita perluas lagi jangkauannya,” ungkapnya.

Dengan target ekspansi tersebut, diharapkan seluruh wilayah Kota Bogor dapat menikmati manfaat ZAMP secara merata.

Apa Tantangan dalam Implementasi ZAMP?

Direktur Utama Perumda Tirta Pakuan, Rino Indira Gusniawan, menjelaskan bahwa sebenarnya seluruh instalasi pengolahan air (WTP) di Kota Bogor sudah mampu menghasilkan air layak minum.

Namun, kendala terbesar terletak pada jaringan pipa distribusi lama yang masih mengandung bahan kimia tertentu dan tidak ideal untuk air siap minum.

“Di semua WTP kita, airnya sudah siap minum. Tapi masalahnya, pipa distribusi lama masih menggunakan bahan yang tidak direkomendasikan untuk air siap minum. Karena itu, kami mulai rehabilitasi dengan pipa HDPE yang lebih aman,” kata Rino.

Menurutnya, program ZAMP akan diterapkan secara bertahap sesuai kesiapan infrastruktur. Setelah sukses di Mulyaharja, wilayah berikutnya yang akan dikembangkan adalah Tajur, dengan tahap awal berupa inventarisasi kebutuhan dan infrastruktur.

“Mudah-mudahan ini mendukung visi Pak Wali, menjadikan Bogor lebih sehat dan memberi yang terbaik bagi masyarakat,” tutup Rino.

Sebagian artikel ini telah tayang di RRI.co.id dan TribunnewsBogor.com dengan judul Warga Mulyaharja Kota Bogor Kini Bisa Minum dari Keran Rumah, Harganya Murah Dibanding Galon.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!