Inflasi Bisa Gerus Tabungan, Begini 10 Strategi Keuangan agar Dompet Tetap Aman

Inflasi merupakan kondisi yang tidak bisa dihindari dalam siklus ekonomi. Saat inflasi meningkat, harga barang dan jasa melonjak, sementara nilai uang yang Anda miliki perlahan berkurang.
Banyak orang baru menyadari dampaknya ketika belanja bulanan membengkak atau cicilan terasa lebih berat. Jika tidak dikelola dengan bijak, inflasi dapat menggerus tabungan, mempersempit ruang konsumsi, bahkan memperbesar risiko terlilit utang.
Karena itu, penting bagi Anda untuk memahami bagaimana cara menghadapi inflasi sejak dini. Mengatur keuangan pribadi di masa inflasi bukan sekadar mengencangkan ikat pinggang, tetapi juga memerlukan strategi jangka pendek dan panjang agar kestabilan finansial tetap terjaga.
Jika melakukan langkah yang tepat, inflasi justru bisa menjadi momentum untuk memperbaiki kebiasaan finansial dan memperkuat fondasi ekonomi keluarga. Melansir dari situs Bank of England, berikut 10 strategi yang dapat Anda terapkan agar lebih siap menghadapi inflasi.
1. Rapikan arus kas dan utamakan kebutuhan pokok
Langkah pertama adalah mengatur ulang anggaran belanja bulanan. Buat daftar prioritas kebutuhan pokok seperti pangan, listrik, transportasi, dan kesehatan. Hindari pengeluaran konsumtif yang tidak mendesak.
2. Perkuat dana darurat
Dana darurat adalah penopang utama saat kondisi ekonomi tidak menentu. Usahakan menyisihkan setidaknya 3 hingga 6 bulan biaya hidup dalam instrumen likuid agar Anda punya bantalan keuangan.
3. Kurangi utang berbunga variabel
Saat inflasi tinggi, bank sentral biasanya menaikkan suku bunga. Akibatnya cicilan utang berbunga variabel akan ikut naik. Segera lunasi atau alihkan ke skema bunga tetap jika memungkinkan.
4. Simpan sebagian dana di instrumen berbunga kompetitif
Manfaatkan produk simpanan atau obligasi jangka pendek dengan bunga yang mengikuti tren kenaikan suku bunga. Dengan begitu, dana Anda tetap produktif meski dalam bentuk tunai.
5. Jangan terlalu lama menahan uang tunai
Menyimpan uang tunai memang aman, tetapi nilainya akan tergerus inflasi. Untuk kebutuhan jangka panjang, kombinasikan tabungan dengan instrumen investasi yang berpotensi memberikan imbal hasil lebih tinggi.
6. Manfaatkan instrumen lindung inflasi
Jika tersedia di negara Anda, produk seperti Treasury Inflation-Protected Securities (TIPS) bisa menjadi opsi. Instrumen ini menyesuaikan nilai pokok dengan tingkat inflasi sehingga lebih tahan terhadap kenaikan harga.
7. Diversifikasi ke aset riil
Pertimbangkan untuk menambah porsi aset riil seperti properti, emas, atau komoditas. Aset-aset ini umumnya memiliki daya tahan lebih baik ketika inflasi melonjak, meski porsinya tetap harus disesuaikan dengan profil risiko.
8. Pertahankan porsi saham untuk jangka panjang
Meski fluktuatif dalam jangka pendek, pasar saham dalam horizon panjang biasanya memberikan imbal hasil yang mampu mengungguli inflasi. Pilih saham dengan fundamental kuat atau reksa dana indeks yang terdiversifikasi.
9. Tingkatkan pendapatan riil
Selain berhemat, cara efektif menghadapi inflasi adalah dengan menambah penghasilan. Anda bisa mencoba side hustle, mengasah keterampilan baru, atau menegosiasikan kenaikan gaji agar pendapatan tetap selaras dengan kenaikan harga.
10. Ikuti perkembangan ekonomi global
Inflasi sangat dipengaruhi faktor global seperti harga energi dan kebijakan bank sentral. Ikuti informasi resmi dari lembaga ekonomi internasional atau bank sentral untuk memperkirakan tren ke depan dan menyesuaikan strategi keuangan Anda.
Inflasi bukan alasan untuk panik, tetapi justru kesempatan untuk memperkuat pondasi keuangan. Dengan menata anggaran, menyiapkan dana darurat, mengurangi utang, hingga menambah sumber pendapatan, Anda dapat menjaga kestabilan finansial meski harga-harga terus naik.
Ingatlah bahwa tidak ada satu strategi yang benar-benar sempurna, karena setiap orang memiliki kondisi finansial yang berbeda. Yang terpenting adalah konsistensi dalam mengelola uang dan kesiapan untuk beradaptasi dengan perubahan ekonomi.