IHSG Terbang Lagi! Intip Sederet Sentimen Positif yang Jadi Pendorong

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukkan ketangguhannya setelah sempat tertekan akibat kondisi sosial-politik yang memanas pekan lalu. Gejolak yang dipicu oleh demonstrasi berujung kericuhan dan perusakan pada awal pekan membuat pasar modal sempat goyah.
Namun, hanya dalam dua hari, IHSG mampu kembali menguat di kisaran 7.800-an. Perkembangan ini memberikan sinyal bahwa kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia masih kokoh.
Ekonom dan praktisi pasar modal Hans Kwee mengatakan, penguatan IHSG tidak lepas dari kombinasi sentimen positif global serta fundamental ekonomi domestik yang tetap solid.
“Fundamental ekonomi kita bagus. Langkah pengawasan dan pengaturan OJK sangat baik, dan kerja sama dengan Kementerian Perekonomian juga membantu menenangkan pelaku pasar,” ujar Hans dikutip dari keterangannya, Rabu, 3 September 2025.
Hans menilai, pemulihan yang cepat ini mencerminkan bahwa kepercayaan investor terhadap kinerja emiten masih sangat kuat. Ia juga menekankan pentingnya peran regulator dalam menjaga stabilitas.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengambil langkah antisipasi dengan mengubah aturan trading halt serta memberikan kelonggaran mekanisme buyback tanpa RUPS. Menurut Hans, kebijakan tersebut menjadi respons tepat yang membantu menenangkan pasar saat situasi penuh ketidakpastian.
Tidak hanya itu, Hans juga menyoroti kontribusi pemerintah dan aparat keamanan dalam meredam ketegangan di lapangan. Setelah Presiden menyampaikan pidato dan TNI turun tangan mengendalikan situasi, iklim investasi perlahan kembali stabil.
“Begitu situasi mulai kondusif, pasar saham kita langsung membaik,” tambahnya.
Lebih jauh, Hans menilai bahwa indikator ekonomi domestik masih berada di jalur positif. Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur yang kembali naik di atas angka 50 disebut sebagai bukti adanya perbaikan aktivitas ekonomi.
Dari sisi global, faktor eksternal seperti intervensi Presiden AS Donald Trump terhadap The Fed serta keputusan pengadilan terkait tarif impor turut memberi pengaruh terhadap pergerakan pasar.
Meski Indonesia sempat menjadi sorotan internasional akibat dinamika politik dalam negeri, Hans menegaskan bahwa potensi pasar saham nasional masih dipandang menarik oleh investor asing. “Banyak investor percaya bahwa saham-saham emerging market memiliki peluang pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan negara maju. Dampak demo diperkirakan hanya bersifat sementara,” katanya.
Untuk prospek ke depan, Hans memperkirakan IHSG akan bergerak dalam rentang 7.800 hingga 8.100. Ia melihat potensi penurunan semakin terbatas karena valuasi saham Indonesia relatif murah di tengah tren perbaikan ekonomi.
Ia juga berharap agar stabilitas sosial-politik dapat terus terjaga. Dengan momentum ini, pasar modal Indonesia diyakini masih akan menjadi salah satu tujuan bagi para investor yang melihat peluang pertumbuhan jangka menengah dan panjang.