Bursa Asia Perkasa Seiring Reli Saham Teknogi di Wall Street

Ketiga indeks utama AS ditutup beragam. Indeks S&P 500 menguat 0,51 persen ke posisi 6.448,26. Lonjakan didorong kenaikan saham-saham teknologi setelah keputusan pengadilan federal terkait kasus antimonopoli Alphabet yang memicu optimisme bahwa raksasa teknologi tersebut akan mampu menghadapi ancaman regulasi.
Nasdaq Composite yang didominasi saham teknologi melambung 1,03 persen dan ditutup di level 21.497,73. Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 24,58 poin atau 0,05 persen menjadi 45.271,23.

Ilustrasi sedang investasi
Dikutip dari CNBC Internasional pada Kamis, 4 September 2025, Australia akan merilis data pengeluaran rumah tangga untuk bulan Juli. Pasar obligasi global terus menjadi fokus dengan biaya pinjaman jangka panjang di seluruh dunia yang tertekan.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 30 tahun melonjak di atas 5 persen pada Rabu, 3 September 2025. Kenaikan terjadi untuk pertama kalinya sejak Juli setelah pengadilan memutuskan sebagian besar tarif pemerintahan Trump ilegal yang menimbulkan pertanyaan tentang masa depan pendapatan tarif.
Pada hari yang sama, imbal hasil obligasi 30 tahun Jepang mencapai rekor tertinggi setelah meningkat 100 basis poin (bps) sepanjang tahun ini. Peningkatan didorong oleh inflasi yang tinggi, suku bunga riil yang rendah, dan ketidakpastian politik.
Indeks acuan Jepang, Nikkei 225, mencetak lonjakan sebesar 0,57 persen pada awal perdagangan. Begitu juga indeks Topix menguat 0,41 persen.
Di Korea Selatan, indeks Kospi naik 0,45 persen. Indeks Kosdaq yang terdiri dari saham-saham berkapitalisasi kecil turut menceta lonjakan sebesar 0,84 persen.
Di Australia, indeks acuan S&P/ASX 200 naik 0,67 persen. Kontrak berjangka indeks Hang Seng Hong Kong berada pada level 25.332 atau sedikit lebih rendah dibandingkan penutupan terakhirnya di level 25.343,43.