Perubahan Identitas Real Madrid di Tangan Xabi Alonso Makin Ketara

Real Madrid terus menemukan jati diri di bawah polesan pelatih anyar Xabi Alonso.
Tak mudah bagi Xabi Alonso untuk meneruskan takhta Carlo Ancelotti yang memenangkan 15 gelar bersama Real Madrid.
Namun, Los Blancos pelan-pelan menemukan identitas dan mantra permainan di bawah mantan gelandang timnas Spanyol tersebut.
Hasil-hasil sudah di tangan dengan tiga kemenangan dari tiga laga Liga Spanyol, mencetak enam gol dan hanya kebobolan sekali.
Kylian Mbappe dkk menghempaskan Osasuna (1-0), Real Oviedo (3-0), dan terkini Mallorca (2-1) sebelum jeda internasional.
Tak buruk mengingat ini masih proses adaptasi tim di mana mereka hanya punya waktu 15 hari berkumpul dari sesi latihan pertama semenjak kembali ke pramusim usai Piala Dunia Antarklub 2025 ke tanggal 19 Agustus, hari laga lawan Osasuna.
"Kami tahu tiga laga awal adalah pramusim mini yang penting untuk mengembangkan hal-hal penting dan mendefinisikan jalur yang ingin kita raih," ujarnya di Marca.
Beberapa hal terpampang dari tiga awal tersebut, rotasi tampak diterapkan antara bek kanan pendatang baru Trent Alexander-Arnold dan sosok senior Dani Carvajal dalam usianya yang 33 tahun.
Alonso juga tak ragu menurunkan Franco Mastantuono (pada usia 18 tahun dan 16 hari) di mana ia mencatatkan sejarah sebagai pemain termuda yang menjadi starter bagi Real Madrid pada laga Liga Spanyol di Santiago Bernabeu abad ini.
Pertahanan Rapat Real Madrid
Gawang Thibaut Courtois juga tampak lebih aman walau Real Madrid punya barisan belakang anyar dengan kedatangan Trent, Dean Huijsen, dan Alvaro Carreras.
Kiper Real Madrid asal Belgia #01 Thibaut Courtois tersenyum selama sesi latihan di Stadion Ethiad di Manchester, Inggris barat laut pada 10 Februari 2025, menjelang pertandingan sepak bola Liga Champions UEFA melawan Manchester City.
Dari tiga laga awal di Liga Spanyol, penjaga gawang asal Belgia tersebut hanya bikin 5 penyelamatan.
Ini adalah jumlah penyelamatan paling sedikit dari 3 laga awal di Liga Spanyol 2025-2026 bersama dengan Jan Oblak (Atletico Madrid). Bedanya Oblak udah kebobolan 4.
Padahal Courtouis kerap "disiksa" di gawang Real Madrid.
Saat Los Blancos juara Liga Champions pada 2021-2022, Courtois bikin rekor 59 penyelamatan sepanjang kompetisi, hampir 5 per laga dan 9 di antaranya datang di final lawan Liverpool.
Identitas Baru dalam Bertahan
Belum lagi, pressing yang diminta Alonso ke anak asuhnya membuat sang penjaga gawang harus beradaptasi.
Kini, ia lebih sering mencatatkan sentuhan bola di luar kotak penalti dan berlaku sebagai sweeper keeper.
"Pelatih ingin saya bermain sangat maju, saya banyak berlari dan sering berada hampir di lini tengah. Ini gaya bermain baru bagi saya, dan saya harus tetap fokus sepanjang pertandingan," tuturnya.
Ya, identitas baru Real Madrid salah satunya adalah tekanan tinggi ke lawan. Tiga gol lawan Oviedo datang setelah para pemain melakukan recovery bola tinggi.
Tak hanya itu, Xabi juga luwes secara taktis. Timnya bisa memulai laga dengan sistem 4-3-3 tetapi bisa bergeser ke 3 di belakang dengan Aurelien Thouameni berperan sebagai hibrid antara pivot dan bek tengah tambahan.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.