FIFA Digugat Eks Gelandang Arsenal dan Real Madrid Sebesar Rp 1,2 Triliun

Lassana Diarra, eks pemain Arsenal dan Real Madrid, akan menuntut FIFA dengan gugatan senilai €65 juta atau sekitar Rp 1,2 triliun.
Mantan pemain Timnas Prancis itu menilai dirinya dirugikan akibat aturan transfer FIFA saat gagal pindah dari Lokomotiv Moscow ke Charleroi, klub Belgia, pada 2014.
Melalui pengacaranya, Diarra menjelaskan ia sudah berjuang menghadapi proses hukum sejak 2014.
“Saya terpaksa menghadapi pertempuran hukum ini sejak Agustus 2014. Itu sudah lebih dari 11 tahun!” kata Diarra, lewat pengacaranya, dikutip dari The Guardian.
Ia mengaku sempat menunggu FIFA dan federasi sepak bola Belgia untuk menawarkan penyelesaian damai, namun hal itu tidak terjadi.
Menurut mantan pemain Timnas Peranis itu, sikap tersebut mencerminkan tindakan pengabaian terhadap hak pemain dan penghinaan atas aturan hukum.
Latar Belakang Kasus Lassana Diarra
Kasus bermula ketika kontrak Lassana Diarra dengan Lokomotiv Moscow diputus.
Saat itu, transfernya ke klub Belgia, Charleroi, gagal karena ia diminta lebih dulu melunasi denda yang dijatuhkan Lokomotiv serta membayar kompensasi sesuai putusan hukum terpisah.
Situasi ini membuat karier Lassana Diarra terhambat.
Pada 2024, Pengadilan Uni Eropa (CJEU) memutuskan aturan FIFA terkait pemutusan kontrak pemain tidak sejalan dengan hukum Uni Eropa.
Pengadilan menyebut regulasi itu menciptakan risiko hukum, keuangan, dan olahraga yang bisa menghambat perpindahan pemain antarnegara.
Meski aturan tersebut akhirnya diubah pada Desember 2024, Diarra merasa langkah FIFA tidak cukup untuk memperbaiki kerugian yang ia alami.
Oleh karena itu, Lassana Diarra melanjutkan gugatan langsung terhadap FIFA dan federasi Belgia.
Dukungan Serikat Pemain
Serikat pemain dunia, FifPro, ikut mendukung langkah hukum ini. Menurut mereka, FIFA tidak menunjukkan itikad baik dalam menyelesaikan klaim kerugian yang diajukan Diarra.
“Keputusan untuk menempuh jalur litigasi muncul setelah FIFA menolak terlibat secara konstruktif menyelesaikan tuntutan pemain,” tulis FifPro.
Firma hukum Belgia, Dupont-Hissel, yang menangani kasus Diarra juga menjadi penggagas gugatan class action bertajuk Justice for Players.
Mereka memperkirakan putusan dalam perkara Diarra akan keluar dalam 12 hingga 15 bulan mendatang.
Selain gugatan individu, dua pekan lalu juga diajukan tuntutan class action terhadap FIFA.
Pengacara memperkirakan aturan lama FIFA itu bisa mengurangi pendapatan jangka panjang para pemain hingga 8 persen.
"Saya melakukan ini untuk diri saya sendiri dan jika saya mampu bertahan melawan FIFA, itu karena saya memiliki karier yang bagus," kata Diarra.
"Tetapi saya juga melakukannya untuk semua pemain muda yang kurang dikenal yang tidak memiliki kemampuan finansial dan psikologis untuk menantang FIFA di hadapan hakim sungguhan," imbuh pemain yang pensiun pada 2019 lalu tersebut.
Sementara itu, FIFA dalam pernyataan resminya menegaskan sudah menyesuaikan regulasi setelah putusan pengadilan Eropa.
Namun, badan sepak bola tertinggi dunia itu tak mengomentari secara langsung tuntutan Lassana Diarra.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!