Pilot Ketahuan Mabuk, 3 Penerbangan Japan Airlines dari Hawaii Tertunda hingga 18 Jam

Tiga penerbangan Japan Airlines (JAL) dari Hawaii menuju Jepang mengalami keterlambatan parah hingga 18 jam setelah salah satu pilotnya diketahui mabuk sebelum bertugas.
Insiden ini terjadi pada penerbangan JL793 dari Honolulu menuju Bandara Internasional Chubu Centrair pada 28 Agustus 2025.
Dalam pernyataan resminya, JAL menjelaskan bahwa sang kapten mengakui telah meminum tiga kaleng bir sendirian di kamar hotel sehari sebelum jadwal keberangkatan.
Setelah melalui pemeriksaan, pilot tersebut dinyatakan tidak layak terbang dan segera digantikan oleh pilot pengganti.
630 penumpang terdampak
Akibat insiden ini, tidak hanya JL793 yang terdampak, tetapi juga dua penerbangan lanjutan ke Bandara Haneda, Tokyo. Total penundaan mencapai sekitar 18 jam dan memengaruhi sekitar 630 penumpang.
Lebih jauh, pihak maskapai mengungkapkan bahwa pilot tersebut diketahui pernah beberapa kali mengonsumsi alkohol saat berada di lokasi menginap.
Bahkan, ia diduga mengubah pengaturan tanggal dan waktu pada alat deteksi alkohol untuk menyembunyikan hasil tes sebelumnya.
Otoritas transportasi dan penerbangan Jepang telah turun tangan dengan mengunjungi kantor pusat JAL di Tokyo untuk melakukan investigasi mendalam terkait kasus ini.
“Kami dengan tulus meminta maaf kepada para pelanggan dan semua pihak terkait atas ketidaknyamanan dan masalah yang ditimbulkan,” ujar JAL dalam pernyataan email kepada Bloomberg.
Maskapai juga menegaskan komitmennya untuk memperketat aturan internal agar kejadian serupa tidak terulang.
Kejadian pilot mabuk sebelum bertugas
Ini bukan pertama kalinya pilot Japan Airlines terjerat kasus serupa. Pada April tahun lalu, penerbangan dari Dallas ke Tokyo terpaksa dibatalkan karena kaptennya mabuk di bar hotel.
Sementara itu, pada Februari 2024, dua pilot JAL diskors setelah terbukti minum alkohol sebelum penerbangan dari Melbourne ke Tokyo.
Fenomena pilot mabuk bukan hanya terjadi di JAL. Pada Maret 2024, seorang pilot Delta Air Lines dijatuhi hukuman penjara karena melebihi batas alkohol legal sebelum penerbangan dari Edinburgh ke New York.
Kasus lain melibatkan pilot Southwest Airlines di AS yang diturunkan dari kokpit setelah didakwa mengemudi di bawah pengaruh alkohol pada Januari 2024.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.