Indonesia Dibayangi Gempa Megathrust, Siapkan 10 Hal Ini dari Sekarang!

Indonesia yang dikenal dengan keindahan alamnya, dari pantai-pantai eksotis hingga pegunungan yang megah, menjadi destinasi impian para pelancong dunia. Namun, di balik pesonanya, Indonesia menyimpan ancaman geologis serius berupa gempa megathrust, yang dapat memicu tsunami dahsyat.
Terletak di Cincin Api Pasifik, Indonesia berada di pertemuan lempeng tektonik utama, seperti Lempeng Eurasia, Indo-Australia, Pasifik, dan Laut Filipina, menjadikannya salah satu wilayah paling aktif secara seismik di dunia.
Gempa megathrust, yang terjadi di zona subduksi ketika lempeng tektonik bertabrakan, dapat mencapai magnitudo di atas 8,0, menyebabkan kerusakan luas dan gelombang tsunami. Bagi wisatawan, memahami potensi bencana ini dan langkah mitigasinya adalah kunci untuk menikmati liburan dengan aman.
Berikut ini adalah zona-zona megathrust di Indonesia dan 10 langkah penting yang perlu dipersiapkan sejak sekarang.
Zona Megathrust di Indonesia
Berdasarkan Peta Sumber dan Bahaya Gempa 2017 dari Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN), Indonesia memiliki setidaknya 16 zona megathrust yang tersebar di berbagai wilayah, terutama di pesisir barat dan selatan, serta beberapa area di timur.
Berikut adalah daftar zona megathrust utama beserta potensi magnitudonya:
- Aceh-Andaman: Terletak di ujung utara Sumatra, zona ini berpotensi menghasilkan gempa hingga magnitudo 9,2. Tsunami Aceh 2004 (M9,1-9,3) menjadi bukti dahsyatnya zona ini.
- Nias-Simeulue: Di lepas pantai Sumatra Utara, zona ini memiliki potensi gempa hingga M8,9.
- Batu: Terletak di lepas pantai Sumatra Barat, dengan potensi gempa M8,2, relatif lebih kecil dibandingkan zona lain.
- Mentawai-Siberut: Di barat Kepulauan Mentawai, zona ini berpotensi menghasilkan gempa M8,7. Sejarah mencatat gempa besar pada 1797 (M8,7).
- Mentawai-Pagai: Di selatan Kepulauan Mentawai, zona ini memiliki potensi gempa M8,9, dengan catatan gempa signifikan pada 1833 (M8,9).
- Enggano: Di lepas pantai Bengkulu, zona ini berpotensi memicu gempa M8,8.
- Selat Sunda-Banten: Berpotensi menghasilkan gempa M8,8, zona ini menjadi perhatian karena kedekatannya dengan Jakarta, hanya 170 km dari pusat megathrust.
- Jawa Barat: Dengan potensi gempa M8,8, zona ini mencakup pantai selatan Jawa Barat, dengan riwayat gempa pada 1903 (M8,1) dan 2006 (M7,8).
- Jawa Tengah-Jawa Timur: Berpotensi mencapai M8,9, zona ini mencakup pantai selatan Jawa Tengah hingga Jawa Timur.
- Bali-Nusa Tenggara: Zona subduksi di selatan Bali dan Nusa Tenggara berpotensi memicu gempa besar, seperti gempa Lombok 2018 (M6,9).
- Laut Banda: Di timur Indonesia, zona ini melibatkan lempeng kecil seperti Lempeng Laut Banda dan Timor, dengan potensi gempa signifikan.
- Sulawesi Utara: Berpotensi menghasilkan gempa hingga M8,5, zona ini aktif secara tektonik.
- Laut Maluku: Melibatkan Lempeng Laut Maluku, zona ini rawan gempa megathrust.
- Papua Utara: Di pertemuan Lempeng Pasifik dan Laut Filipina, zona ini berpotensi mencapai M8,7.
- Papua Selatan: Terkait subduksi Lempeng Indo-Australia, zona ini juga rawan gempa besar.
- Sunda (Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, Sumba): Mencakup wilayah luas dengan potensi gempa hingga M8,7.
Zona-zona ini, khususnya Selat Sunda dan Mentawai-Siberut, menjadi sorotan karena merupakan seismic gap—wilayah yang belum mengalami gempa besar selama ratusan tahun, seperti sejak 1797 di Mentawai-Siberut dan 1780 di Selat Sunda.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kedua zona ini “tinggal menunggu waktu” untuk melepaskan energi seismik yang telah terakumulasi.
10 Langkah Mitigasi untuk Wisatawan
- Pahami Risiko Lokal: Sebelum bepergian, pelajari zona megathrust di destinasi Anda melalui aplikasi InfoBMKG atau situs resmi BMKG.
- Kenali Tanda Gempa: Perhatikan suara gemuruh, air sumur keruh, atau air laut surut sebagai tanda potensi gempa dan tsunami.
- Rencanakan Rute Evakuasi: Cari tahu lokasi titik kumpul atau shelter tsunami di destinasi wisata, terutama di wilayah pesisir.
- Siapkan Tas Siaga Bencana: Bawa tas berisi dokumen penting, air, makanan ringan, senter, dan alat P3K untuk keadaan darurat.
- Gunakan Aplikasi Peringatan Dini: Instal aplikasi InfoBMKG untuk informasi gempa dan tsunami secara real-time.
- Hindari Bangunan Berisiko: Saat gempa, jauhi kaca, perabotan yang mudah roboh, dan gunakan tangga daripada lift untuk evakuasi.
- Cari Tempat Tinggi: Jika berada di pantai saat gempa, segera menuju bukit atau shelter tsunami setinggi minimal 10 meter.
- Ikuti Latihan Mitigasi: Manfaatkan program Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami (SLG) dari BMKG untuk belajar evakuasi.
- Pantau Informasi Resmi: Hanya percaya informasi dari BMKG atau BNPB untuk menghindari hoaks.
- Asuransi Perjalanan: Pertimbangkan asuransi perjalanan yang mencakup perlindungan bencana, seperti MSIG Home Shield untuk properti.
Pentingnya Kesiapsiagaan
Kesiapsiagaan adalah kunci untuk mengurangi risiko bencana. BMKG telah memasang 39 seismograf, 20 akselerograf, dan 22 alat pemantau tinggi laut di zona Selat Sunda untuk mendukung sistem peringatan dini.
Penelitian Supendi et al. (2023) memprediksi tinggi tsunami hingga 34 meter di pantai selatan Jawa Barat dan Sumatra jika megathrust terjadi. Meski waktu kejadian tidak dapat diprediksi, mitigasi dini seperti pembangunan infrastruktur tahan gempa dan edukasi masyarakat, seperti yang diterapkan di Jepang, dapat menyelamatkan jiwa.
Wisatawan di kota seperti Jakarta, Bandung, atau Yogyakarta, yang dekat dengan zona megathrust, perlu ekstra waspada.