Industri Motor Listrik Indonesia Terancam PHK di 2025

subsidi pemerintah, penjualan motor listrik, motor listrik, PHK industri, Industri Motor Listrik Indonesia Terancam PHK di 2025

Industri motor listrik di Indonesia tengah menghadapi ujian berat sepanjang 2025.

Penurunan penjualan yang cukup drastis membuat sejumlah perusahaan harus melakukan efisiensi, bahkan sampai akhirnya pada langkah pahit berupa pemutusan hubungan kerja (PHK).

Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli), Budi Setiyadi, mengungkapkan bahwa tren penjualan tahun ini jauh berbeda dibandingkan dengan 2024 ketika subsidi pemerintah masih berlaku.

subsidi pemerintah, penjualan motor listrik, motor listrik, PHK industri, Industri Motor Listrik Indonesia Terancam PHK di 2025

Ilustrasi pabrik motor listrik Tangkas

“Semester I 2025 penjualan motor listrik hanya sekitar 11.000–12.000 unit. Bandingkan dengan 2024 yang mencapai 60.000–70.000 unit,” ujar Budi kepada Kompas.com, Selasa (2/9/2025).

“Tahun ini targetnya, kalau subsidi muncul lagi di akhir tahun, penjualan bisa meningkat. Tapi kalau tidak ada, kemungkinan total penjualan hanya sekitar 20.000–30.000 unit sepanjang 2025,” kata dia.

Menurutnya, tanpa subsidi, pasar motor listrik kehilangan daya tarik besar di mata konsumen.

subsidi pemerintah, penjualan motor listrik, motor listrik, PHK industri, Industri Motor Listrik Indonesia Terancam PHK di 2025

Gesits GV1 akhirnya resmi diperkenalkan ke publik dalam ajang Jakarta Fair 2025

Tahun lalu, program bantuan pemerintah mendorong distribusi hingga 62.541 unit motor listrik, sementara pada 2023 jumlahnya hanya 11.532 unit.

Lonjakan tersebut sempat memberi napas segar bagi produsen, tetapi kondisi berbalik pada 2025.

Budi menambahkan, PHK bisa saja menimpa perusahaan sepeda motor listrik, termasuk perusahaan komponen dan sektor pendukung lainnya.

subsidi pemerintah, penjualan motor listrik, motor listrik, PHK industri, Industri Motor Listrik Indonesia Terancam PHK di 2025

“Sejauh ini saya belum mendengar ada pabrikan motor listrik yang melakukan PHK. Memang kapasitas produksi ada yang diturunkan karena permintaan menurun,” ucap Budi.

“Jadi biasanya hanya dikurangi jam kerjanya, bukan langsung diberhentikan. Kalau nanti permintaan naik lagi, mereka bisa kembali bekerja penuh,” ujarnya.

Ancaman PHK ini menjadi alarm serius bagi keberlanjutan industri motor listrik di Indonesia.

Selain menekan produksi, kondisi tersebut juga dapat mengurangi minat investor baru untuk masuk ke pasar.

Meski demikian, Aismoli masih menyimpan harapan.

Jika subsidi atau insentif kembali digulirkan pada akhir 2025, total penjualan tahun ini diperkirakan bisa menyentuh 20.000–30.000 unit.

“Kalau subsidi muncul lagi, tentu penjualan akan meningkat. Tapi kalau tidak ada, ya sulit berharap lebih,” kata Budi.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.