Vanenburg Sebut Mentalitas Pemain Muda Indonesia Perlu Ditempa Sejak Dini

Cristiano Ronaldo, Timnas U23 Indonesia, Kualifikasi Piala Asia U23, Gerald Vanenburg, Vanenburg Sebut Mentalitas Pemain Muda Indonesia Perlu Ditempa Sejak Dini

Hasil imbang tanpa gol melawan Laos pada laga perdana Grup J Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (3/9/2025) malam, menyisakan kekecewaan mendalam bagi Timnas U23 Indonesia.

Meski mendominasi penuh dengan 83 persen penguasaan bola dan 25 percobaan tembakan, tim asuhan pelatih Gerald Vanenburg gagal mencetak gol.

Ia menilai persoalan utama di depan gawang bukan hanya soal teknis, tetapi juga mentalitas para pemain.

“Kalau kita mendapat peluang, kita harus bisa menyelesaikan. Tapi saat ada tekanan, kadang-kadang para pemain nge-block, tidak bisa bermain lagi," kata pelatih asal Belanda itu.

"Padahal, bermain di level tinggi tekanan itu selalu ada. Kalau tidak bisa mengatasi di depan 3.000 orang, bagaimana nanti dengan 70 ribu atau 90 ribu?” imbuhnya.

Menurutnya, mentalitas tidak bisa dibangun secara instan karena menjadi fondasi yang seharusnya ditanamkan sejak usia muda.

“Mentalitas itu harus ditanamkan dari kecil, datang dari diri kita sendiri. Sekarang para pemain harus mulai mengevaluasi diri sendiri, menilai di mana posisi mereka berada,” kata Gerald Vanenburg.

Kesulitan Jaga Konsistensi

Ia pun memberikan contoh nyata dari Timnas U23 Indonesia sendiri. Bahwa beberapa pemain depan seperti Jens Raven dan Hokky Caraka kesulitan menjaga konsistensi setelah sempat tampil tajam.

Cristiano Ronaldo, Timnas U23 Indonesia, Kualifikasi Piala Asia U23, Gerald Vanenburg, Vanenburg Sebut Mentalitas Pemain Muda Indonesia Perlu Ditempa Sejak Dini

Pemain Timnas U23 Indonesia Jens Raven berselebrasi bersama Rayhan Hannan usai mencetak gol ke gawang Thailand pada laga semifinal antara Indonesia vs Thailand di ajang ASEAN U23 Championship 2025 atau Piala AFF U23 2025, di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (25/7/2025).

“Jens mencetak lima gol di satu pertandingan (kontra Brunei di Piala AFF U23), tapi setelah itu dia tidak lagi produktif. Begitu juga Hokky. Mereka harus berpikir sendiri mengapa tidak bisa mencetak gol,” imbuhnya.

Selain soal mental, ia juga menyinggung minimnya menit bermain di klub sebagai faktor penghambat perkembangan pemain.

“Seharusnya mereka bermain 40 menit ke atas, bergerak, mencetak gol, menekan lawan. Tapi banyak dari mereka hanya bermain sebentar. Di timnas kita bisa bantu, tapi perkembangan utamanya ada di klub,” kata pelatih berusia 61 tahun.

Sebab timnas bisa membantu mengasah kemampuan pemain, tetapi pembentukan pemain tetap harus berproses di klub. 

Seperti Cristiano Ronaldo yang menurutnya sebagai teladan.

“Sampai sekarang Ronaldo masih berlatih keras. Itu yang membuat dia bisa tetap berada di level atas,” pungkasnya.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.