Tes Lengkap Honda Icon e:, dari Desain Sampai Biaya Kepemilikan

Honda Icon e: menjadi pilihan sepeda motor listrik paling murah yang dijual Astra Honda Motor (AHM) dengan harga Rp 28 juta.
Beberapa waktu lalu, redaksi Kompas.com berkesempatan mengetes motor listrik tersebut selama beberapa hari. Bagi yang penasaran simak ulasan lengkapnya di bawah ini.
Desain Honda Icon e:
Secara tampilan, Icon e: mengambil basis dari Honda U-GO yang dijual di China karena menggunakan baterai yang ada di dek, bukan e: Mobile Power Pack seperti EM1 e:.
Icon e: memiliki lampu depan dan sein yang sama dengan EM1 e:. Tapi bodinya kelihatan lebih ramping karena adanya tarikan yang menyudut, berbeda dengan EM1 e: yang cenderung lebih mulus.
Kalau dilihat dari samping, makin jelas tarikan desain yang agresif. Misal di dek, tidak polos tapi ada bodi yang menyiku modelnya, belum lagi kalau memilih warna kontras seperti Iconic Mint.
Bagian belakang juga ada coakan berwarna hitam yang menambah kesan agresif. Belum lagi patahan bodi yang tersambung ke lampu kombinasi di belakang dan terlihat unik.
Sektor kaki-kaki, ukuran pelek di depan dan belakang dibuat berbeda. Bagian depan 12 inci dengan model pelek palang, sementara belakang ukurannya 10 inci, sekaligus jadi dinamo penggerak.
Pada bagian dek, terdapat tempat penyimpanan terbuka di sisi kanan dekat lubang kunci dan tertutup di kiri. Sementara bagasi punya ukuran yang lega, bisa muat helm bahkan baterai motornya.
Spesifikasi Honda Icon e:
Secara dimensi, Icon e: punya panjang 1.796mm, lebar 680mm, dan tinggi 1.085mm. Jarak sumbu rodanya 1.298mm, ground clearance 132mm, tinggi joknya 742mm, dan berat kosong cuma 89 Kg.
Dibandingkan dengan skutik Honda paling murah yakni BeAT, Icon e: lebih pendek, ringkas buat dipakai selap-selip. Tinggi jok dan berat kosong Icon e: dan BeAT sama, cuma ground clearance BeAT lebih tinggi (148mm).
Untuk baterainya, menggunakan model lithium ion berkapasitas 30,6 Ah 48 V atau sekitar 1,4 kWh yang dipasang di bagian dek, dengan bobot 11,4 Kg. Honda mengeklaim jarak tempuh dari penuh sekitar 53 Km dan waktu pengecasan dari 0-100 persen 7 jam 20 menit.
Buat pengecasan, bisa langsung colok ke motor atau melepas baterai dari dek. Berat baterai sekitar 11 Kg dan aman dicas di mana saja, cukup bawa mobile charger yang bisa dicolok listrik rumah.
Sementara dinamonya, memakai model hub-drive dengan tenaga maksimal 1,81 kW atau sekitar 2,4 TK dan torsi 85 Nm. Kecepatan puncak Icon e: mencapai 55 Km per jam.
Pengereman depan sudah cakram dan belakang tromol dengan Combi Brake System (CBS). Sementara suspensi, depan pakai teleskopik dan belakang model shock breaker ganda.
Rasa Berkendara Honda Icon e:
Sebenarnya, untuk postur penguji yang tingginya 178 cm, posisi duduknya santai, tapi jok agak rendah sehingga terasa sedikit jongkok. Kaki sudah tentu menapak sempurna ke tanah.
Saat berkendara sendiri, bantingan suspensi Icon e: cukup keras di sisi belakang. Tapi, kalau berboncengan, peredamannya masih baik saat melewati polisi tidur atau jalan berlubang.
Bicara jarak tempuh, redaksi coba pakai dari baterai 100 persen sampai habis. Kalau dikendarai melewati jalanan macet dan cukup sering gas dan rem, cuma menyentuh 49 Km.
Biaya Kepemilikan Honda Icon e:
Salah satu keunggulan dari motor listrik adalah perawatan yang relatif lebih mudah. Berbeda dengan motor biasa, motor listrik tidak perluganti oli atau isi bensin, cukup cas saja di rumah.
Kompas.com mengumpulkan biaya kepemilikan Icon e: untuk tiga tahun atau 36.000 Km. Hitungannya termasuk biaya pengecasan, servis, dan pajak tahunan.
Untuk biaya pengecasan, Kompas.com menghitung dari berapa konsumsi daya Icon e: ketika dites. Hasilnya, mencatatkan 38,8 km per kWh, sementara yang paling boros mencatat 33,3 Km per kWh.
Maka, bila biaya listrik per kWh di rumah sekitar Rp 1.400, Icon e: hanya memakan biaya Rp 37 per Km. Jika dihitung sampai tiga tahun atau 36.000 Km, biaya listriknya Rp 1.332.000.
Kemudian, untuk servis, biayanya gratis untuk saat ini, dan disarankan perawatan dimulai di 1.000 Km atau satu bulan pertama, kemudian rutin setiap 6.000 Km atau enam bulan sekali.
Terakhir, untuk pajak tahunan sampai tahun ketiga, Icon e: hanya membayarkan SWDKLLJ saja, sebesar Rp 35.000 selama dua kali. Berarti, sampai tahun ketiga, pajak yang dibayarkan hanya Rp 70.000.
Maka, biaya kepemilikan Icon e: selama tiga tahun adalah Rp 1.402.000. Dengan demikian, per tahunnya, hanya Rp 467.000-an, atau per harinya sekitar Rp 1.200-an.