Melahirkan di RS Pakai BPJS Bakal Dapat Pelayanan yang Buruk, Benarkah?

– Tak sedikit masyarakat yang masih meragukan pelayanan BPJS Kesehatan. Termasuk kekhawatiran akan menerima fasilitas dan pelayanan yang buruk saat melahirkan di rumah sakit menggunakan BPJS Kesehatan.
Alhasil, sebagian orang lebih memilih pendaftaran pribadi daripada BPJS Kesehatan saat hendak melahirkan di rumah sakit, meskipun mereka harus membayar nominal yang luar biasa.
Tenaga kesehatan informatif dan murah senyum
“Pelayanannya, untuk tenaga kesehatannya, sangat membantu. Mau ditanya apapun pasti dijawab, dan semuanya penuh senyum. Ramah banget, mau dari dokter, bidan, atau susternya,” ungkap Arief kepada Kompas.com, Rabu (9/4/2025).
Arief mengantarkan istrinya ke ruang operasi dan menunggu di depannya. Sambil menunggu, ada dokter yang menjelaskan secara rinci terkait kondisi istrinya saat ini, dan kemungkinan terburuk dari operasi caesar yang hendak dijalani.
Nilai plus kembali diberikan oleh Arief, karena dokter tersebut mengajak dirinya untuk bersama-sama berdoa, agar istri dan anaknya tetap sehat sepanjang dan setelah operasi caesar.
Tidak hanya itu, saat berada di ruang perawatan, tenaga kesehatan datang untuk mengajarinya cara menggendong bayi, membedong bayi, memasang popok, dan menyusui.
“Pokoknya dari awal diajari semuanya. Dan saya sedikit-sedikit pencet bel untuk manggil suster, tapi enggak pernah dijutekin. Semua tenaga kesehatannya informatif,” kata Arief.
Sepanjang berada di rumah sakit selama tiga hari, dokter juga selalu datang untuk memeriksa kesehatan Annisa dan anaknya. Ia juga secara perlahan diajarkan untuk kembali berdiri dan berjalan kaki secara perlahan.
Hal serupa juga dirasakan oleh Nauli yang melahirkan anak pertamanya secara caesar di salah satu rumah sakit di Bekasi menggunakan BPJS pada Januari lalu. Ia terpaksa caesar karena pinggulnya kecil dan bayinya terlilit tali pusat.
“Dokter dan susternya rajin kunjungan untuk pemeriksaan. Termasuk juga untuk cek tensi, lalu tambah dan ganti infus,” ujar Nauli, Selasa (8/4/2025).
Selama kunjungan pun mereka memberikan informasi yang merinci tentang kondisi kesehatan Nauli dan anaknya, serta mengajari beberapa hal termasuk cara menyusui.
Fasilitas yang nyaman untuk ibu baru
Beruntung, keduanya mendapatkan fasilitas yang nyaman setelah melahirkan. Annisa ditempatkan di dalam kamar perawatan berisi empat kasur, sedangkan Nauli di dalam kamar berisi dua kasur.
“Istri di kamar perawatan Kelas 2. Ada empat kasur, tapi masing-masing punya tirai pemisah. Karena lahirannya di hari Lebaran kedua, belum ada yang dirawat, jadinya kami sendirian di sana,” papar Arief.
Untuk kamarnya sendiri, AC-nya cukup sejuk dan memiliki tempat tidur otomatis. Kamar mandinya pun selalu dibersihkan tiga kali sehari, dan sampah diangkut dua kali sehari.
Kamar yang ditempati Nauli juga tidak jauh berbeda. Hanya, di sana terdapat lampu dengan mode tidur, serta meja makan untuk pendamping dan pasien.
Anak dibersihkan dan dimandikan
Saat baru dilahirkan, bayi Arief dan Annisa langsung dibersihkan oleh perawat dan dibawa ke ruang perawatan bayi atau Neonatal Intensive Care Unit (NICU).
“Rumah sakit juga ada jadwal mandiin anak saya setiap jam 06.00 WIB. Anak sudah dibawa sama suster di jam tersebut untuk dimandiin,” kata dia.
Untuk anak Nauli, selain langsung dibersihkan setelah dilahirkan, jadwal mandinya setiap hari pada pagi dan malam hari. Namun, ia tidak mengingat betul pukul berapa.
Makanan yang nikmat
Menurut Arief dan Annisa, makanan yang disajikan oleh rumah sakit cukup lezat. Menunya juga cukup beragam, terdiri dari sayuran, buah, makanan pokok berupa nasi dan kentang, daging, puding, dan kue. Makanan dihidangkan tiga kali sehari.
“Aku untuk setelah operasi dapat makannya dua kali, siang dan malam. Salah satu menunya ada nasi, sayur sawi putih, dan telur ceplok. Boleh juga bawa makanan dari luar, enggak dibatasi dan enggak ada pantangan,” pungkas Nauli.