Mengapa Paskah Identik dengan Telur dan Kelinci?

Setiap kali Paskah tiba, berbagai simbol khas seperti telur berwarna-warni dan kelinci lucu kerap mendominasi dekorasi dan tradisi di berbagai negara.
Namun, pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa dua hal ini begitu lekat dengan perayaan Paskah?
Mengapa Paskah Identik dengan Telur dan Kelinci?
Dikutip dari laman Times of India, meskipun Alkitab tidak menyebutkan seekor kelinci, tetapi kelinci Paskah adalah simbol paling sekuler dari hari raya ini.
Kelinci merupakan simbol kuno kesuburan dan kehidupan baru, yang merupakan dua aspek yang sangat terkait dengan musim semi dan Paskah.
Hubungan antara kelinci dan Paskah muncul pada abad ke-17, kemudian diperkenalkan kepada orang Amerika dan imigran Jerman.
Orang Jerman juga memperkenalkan tradisi kelinci bertelur yang disebut Oschter Haws.
Tradisi ini menjadi favorit bagi anak-anak karena mereka membuat sarang bertelur untuk kelinci Paskah, yang dihiasi dengan telur warna-warni.
Ilustrasi dekorasi paskah, dekorasi dengan telur paskah.
Sementara itu, menghias telur merupakan salah satu adat istiadat Paskah tertua. Konsep telur Paskah berasal dari tradisi Pagan; telur merupakan simbol kesuburan dan pembaruan.
Selama berabad-abad, gereja Kristen melarang untuk menyantap telur bersama makanan lain seperti daging, anggur, keju, dan susu selama masa Prapaskah.
Sebagaimana yang diketahui, masa Prapaskah ialah masa puasa, penebusan dosa, pertobatan atas dosa, dan penyangkalan diri yang berakhir sekitar enam minggu sebelum Paskah.
Jadi, meskipun tidak boleh makan telur, umat Kristen akan menghias dan mengecat telur untuk menandai berakhirnya masa penebusan dosa dan puasa.
Telur nantinya boleh disantap pada hari Paskah.