Paskah Identik dengan Telur dan Cokelat, Begini Asal-usulnya

Cuaca cerah dan akhir pekan panjang hadir bersamaan. Bagi umat Kristen, ini momen merayakan Paskah bersama keluarga.
Kenapa telur dan cokelat jadi bagian dari Paskah? Artikel ini akan membahas sejarah dan maknanya secara lengkap, dilansir dari berbagai sumber.
Lomba menghias telur dan berburu telur Paskah menjadi kegiatan yang akrab bagi anak-anak di Indonesia. Kegiatan ini biasanya diadakan di gereja saat akhir pekan Paskah, lengkap dengan hadiah menarik.
Di luar negeri, Paskah sering diwarnai dengan cokelat berbentuk telur yang dijual di toko-toko. Tak jarang, pembuat cokelat artisan menciptakan telur dengan bentuk dan dekorasi yang unik.
Mengapa Paskah begitu identik dengan telur? Sejarahnya berakar dari banyak budaya kuno yang memandang telur sebagai simbol kehidupan. Masyarakat Hindu, Mesir, Persia, hingga Fenisia percaya bahwa dunia bermula dari telur besar.
Pada musim semi, masyarakat Persia, Yunani, dan Cina saling memberikan telur sebagai lambang kehidupan baru. Tradisi ini kemudian menyatu dengan perayaan Paskah sebagai momen kebangkitan.
Pada abad ke-13, Raja Edward I dari Inggris memesan 450 butir telur. Telur-telur itu dihias, dilapisi daun emas, lalu diberikan kepada bangsawan.
Dalam versi lain, seperti dikutip dari , gereja melarang konsumsi telur selama Pekan Suci. Karena itu, telur-telur yang dihasilkan dalam periode itu kemudian dihias dan diberikan saat hari Paskah tiba.
Di Jerman, anak-anak mulai berburu pretzel tersembunyi yang kemudian diganti menjadi telur. Inilah awal dari tradisi Easter egg hunt yang kini dikenal luas.
Berkat kemajuan teknik pembuatan, telur cokelat kini hadir dengan rasa manis dan bentuk menarik yang dicintai pecinta cokelat di seluruh dunia.