Usai PHK Langsung Hamil, Pritania Memaknainya sebagai Berkah

PHK tidak hanya memutus pendapatan, tetapi juga bisa membuat para korban menganggur untuk waktu yang lama, terutama ketika lamaran yang dikirim tak kunjung membuahkan hasil.
“Saya dari dulu memang selalu percaya ada hikmah di setiap kejadian. Ketika saya kena PHK, saya percaya itu ada hikmahnya juga. Dan ternyata benar, hikmahnya saya hamil,” kata dia kepada Kompas.com, Kamis (10/4/2025).
Namun, sebelum PHK massal terjadi, sudah banyak karyawan yang mengundurkan diri dari perusahaan itu. Ditambah lagi, kondisi ekonomi membuat perusahaan akhirnya menutup tiga anak cabang.
“Sebelum kena PHK, saya dan mantan suami sudah berusaha untuk hamil anak pertama. Selama setahun, enggak ada tanda-tanda. Baru setelah kena PHK, dapat ‘bonus’ kehamilan yang sudah ditunggu setahun,” lanjut Pritania.
Pritania pun memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga (IRT), sedangkan mantan suaminya tetap bekerja. Meskipun, ia mengaku penghasilannya sangat membantu keluarga kecil mereka ketika ia masih bekerja.
Fokus mengurus anak
Pritania mengungkapkan, kehamilan membuat rencananya buyar. Pasalnya, dua bulan setelah kena PHK, ia sudah berencana untuk kembali mencari pekerjaan dan kuliah.
“Lagi pula, siapa yang mau mempekerjakan orang hamil? Belum lagi nanti perusahaan harus kasih cuti melahirkan tiga bulan, belum tentu ada yang mau, mereka pasti ngerasa rugi,” jelas Pritania.
Namun, ia terpaksa berhenti karena kondisi kehamilan yang selalu membuatnya mual. Ia memilih untuk berhenti daripada memaksa bekerja, tetapi hasilnya kurang maksimal.
“Setelah hamil pun enggak mutusin lanjut kerja, karena enggak ada yang berani megang anak saya karena kecil banget. Pas sudah mulai makan juga enggak ada yang ngerti karena dia picky eater,” jelas Pritania.
Ia pun memutuskan untuk tetap menjadi IRT sambil masih mengelola online shop-nya. Pritania juga bisa fokus mengurus anaknya dalam periode emasnya.
“Positifnya bisa fokus ngurus anak, bisa lebih hadir dalam periode emas anak karena itu penting buat tumbuh kembangnya. Saya enggak melewatkan periode emas anak, bisa langsung memantau perkembangannya,” tutur Pritania.
Pritania senang bisa hadir sepanjang periode emas anaknya. Namun, pada tahun 2022, ia memutuskan untuk kembali mencari pekerjaan karena berbagai pertimbangan, salah satunya desakan ekonomi.
Kerja kerasnya mengirim lamaran membuahkan hasil. Seseorang menawarkan pekerjaan kepada Pritania. Meskipun, ia hanya bertahan empat bulan sebelum mengundurkan diri karena berbagai pertimbangan.
Setelah keluar, ia langsung mendapat pekerjaan sebagai marketing di salah satu developer rumah subsidi di Bekasi. Sampai sekarang, ia masih menggelutinya.