Honda Enggan Lakukan PHK Massal Meski Pasar Mobil Baru Lesu

Pasar mobil baru dihantam badai besar sejak Januari sampai Juni 2025. Membuat penjualan terkoreksi cukup dalam.

Mengolah data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), jumlah penjualan secara ritel dari Januari sampai Juni 2025 hanya 390.467 unit saja.

Bila diperhatikan, angka di atas merosot sampai 9,7 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Bila situasi tersebut tidak kunjung membaik, maka industri kendaraan roda empat bakal dihampiri hal lebih buruk lagi.

Pemesanan Honda di GIIAS 2023

Misal ancaman kebangkrutan hingga terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), seperti pada industri-industri lain di dalam negeri.

Meski begitu Honda Prospect Motor (HPM) berkomitmen untuk menjaga stabilitas operasional mereka.

Termasuk mengenai usaha mempertahankan seluruh tenaga kerja Honda yang ada saat ini.

"Sekarang kan market turun ya, kami masih terus berusaha. Sampai sekarang tidak ada rencana untuk mengurangi tenaga kerja," ucap Yusak Billy, Sales & Marketing and After Sales Director HPM ketika ditemui di GIIAS 2025.

Billy menilai kalau Honda secara aktif memantau perkembangan pasar maupun industri kendaraan roda empat di Indonesia.

Mereka ingin melihat sejauh mana penjualan mobil baru di 2025 mampu bangkit kembali.

Lalu Honda juga ingin memastikan keberlangsungan pabrik maupun rantai pasok Honda tetap terjaga di tengah situasi tak pasti seperti sekarang.

"Jadi kami berusaha memantau kondisinya supaya keberlangsungan pabrik dan rantai pasok juga aman ke depan," lanjut Billy.

Kemudian Billy mengungkapkan kalau sampai sekarang aktivitas produksi Honda Brio dan produk lain masih terpusat di Karawang, Jawa Barat.

Meski begitu Billy tidak menampik bila volume produksi mobil Honda mengalami sedikit penurunan.

Hal tersebut terjadi sejalan dengan tren pasar kendaraan roda empat di Indonesia yang sedang melambat.

First Drive Honda HR-V Hybrid

"Jadi sekarang market-nya lagi turun 10 persen dari tahun lalu," Billy menambahkan.

Honda tetap menunjukkan konsistensinya dalam menjaga keberlangsungan operasional tanpa harus memangkas jumlah karyawan.

Toyota sampai Suzuki Sudah Lebih Dulu

Sebagai informasi Toyota, Daihatsu serta Suzuki telah berjanji kepada Menteri Perindustrian (Menperin) buat tidak melakukan PHK massal.

"Ini penting demi menjaga daya beli masyarakat dan lapangan kerja di sektor otomotif,” ungkap Agus Gumiwang, Menperin di laman resmi Kemenperin beberapa waktu lalu.

Menperin mengaku prihatin atas potensi gejolak di sektor otomotif nasional, ditambah jika sampai ada lonjakan banderol kendaraan maupun pengurangan tenaga kerja.

Diskon Honda CR-V Hybrid

Agus pun menuturkan bahwa permintaannya disambut positif oleh para petinggi Toyota, Suzuki juga Daihatsu.

Manufaktur asal Negeri Matahari Terbit itu diklaim memahami kekhawatiran pemerintah dan menyatakan komitmennya untuk menjaga harga produk mereka agar tetap stabil.

Selain itu baik Suzuki, Daihatsu sampai Toyota juga ingin mempertahankan tenaga kerja di tengah berbagai tantangan global.