Cerita Eks Karyawan Startup Kena PHK Dua Kali, Kaget dan Ragu dengan Value Diri

Klara Livia harus menelan mentah-mentah kenyataan pahit saat surat pemutusan hubungan kerja (PHK) mendarat di mejanya pada Agustus 2024.
“Terus yang Agustus, aku enggak selamat. Yang pas waktu aku PHK yang kedua kali ini, tuh, aku udah melihat tanda-tanda,” kata Klara saat dihubungi Kompas.com pada Rabu (10/4/2025).
Namun, ketenangan itu tak berlangsung lama. Beberapa bulan setelah bergabung, perusahaan tempat Klara bekerja memutuskan untuk melakukan rebranding dan mengganti arah bisnis.
Perubahan besar itu membuat beberapa karyawan terpaksa dilepas. Pada Juni 2022, Klara terpaksa menerima kenyataan bahwa dirinya termasuk dalam daftar karyawan yang di-PHK.
“Jadi aku baru masuk Oktober 2021, cuma sampai Juni udah di-cut karena mereka mau rebranding, ganti haluan. Terus produk yang aku kerjain itu di-stop, kurang lebih kayak gitu,” jelasnya.
Saat pertama kali mendengar kabar tersebut, ia merasa seperti disambar petir. Perasaan kecewa dan cemas langsung menghantuinya, terlebih ia merasa baru saja menemukan tempat yang cocok untuk berkembang setelah beralih karier dari jurnalistik ke bidang UI/UX.
Namun, Klara mencoba untuk menerima kenyataan itu dan mencari pekerjaan baru. Meskipun awalnya merasa terkejut, ia segera memutuskan untuk bergerak cepat dan tidak terlarut dalam kekecewaan.
Untungnya, saat itu bidang UI/UX masih digandrungi banyak perusahaan. Alhasil, ia berhasil mendapatkan pekerjaan sebagai UX writer di perusahaan startup teknologi dalam kurun waktu yang tidak lama.
“UI/UX masih booming, jadi aku enggak terlalu kesulitan buat cari kerja. Dua minggu, tiga minggu doang, aku udah dapet lagi yang baru," kata Klara.
Di perusahaan itu, ia bekerja selama kurang lebih dua tahun. Selama bekerja, Klara merasa semakin berkembang dan nyaman dengan pekerjaannya sebagai UX writer.
Pada gelombang pertama dan kedua, Klara masih selamat. Namun, pada gelombang ketiga, ia harus menerima kenyataan bahwa namanya masuk dalam daftar karyawan yang di-PHK.
Kehilangan semangat
Namun, ia tidak mau terus terlarut dalam perasaan itu. Ia memiliki prinsip untuk berusaha mencari cara mendapatkan penghasilan, apapun yang terjadi.
Selain itu, Klara juga meyakini bahwa dia tidak sendirian. Ia merasa lebih tenang setelah bergabung dengan grup chat bersama rekan-rekan yang juga terkena PHK di perusahaan tempat ia bekerja sebelumnya.
Tidak lupa, ia berusaha untuk tetap bersyukur meski situasinya tidak mudah. Tak jarang, ia menonton konten-konten yang berkaitan dengan PHK di media sosial untuk mencari orang-orang yang bernasib sama dengannya.
“Pokoknya surround yourself with orang-orang yang supportive dan mendukung lu, misalnya kayak gue punya teman-teman dan keluarga segala macam,” tutupnya.