Tagihan Listrik Juli 2025 Naik Dua Kali Lipat, Ini Penjelasan PLN

Lonjakan tagihan listrik pada Juli 2025 dikeluhkan sejumlah pelanggan, salah satunya warganet bernama Ratna.
Ia mengaku kaget karena tagihan listrik rumahnya membengkak hingga dua kali lipat dibanding bulan sebelumnya, meski tidak ada perubahan pemakaian yang signifikan.
Melalui akun X @awr****, Ratna membagikan tangkapan layar riwayat tagihan listrik dari Februari hingga Juli 2025.
Dalam unggahannya, tagihan Juli tercatat mencapai Rp 722.779 untuk pemakaian 486 kWh, padahal pada Juni hanya Rp 65.437 dengan pemakaian 44 kWh.
“KWh meternya sudah dicek, tiba-tiba pada saat keluar tagihan terjadi lonjakan drastis di bulan Juli, padahal pemakaian normal,” ujar Ratna, Rabu (16/7/2025).
Ia menduga lonjakan itu terjadi akibat akumulasi tagihan dari bulan sebelumnya yang dinilai terlalu rendah.
“Kami mengira, sepertinya karena di bulan Juni tagihannya jauh lebih murah dari biasanya, makanya jadi didobel, kan berkali lipat tagihan kami di bulan Juli," lanjutnya.
PLN: Tidak Ada Kenaikan Tarif Listrik
Menanggapi keluhan tersebut, Manajer Komunikasi dan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN UID Jawa Timur, Dana Puspita Sari, menjelaskan bahwa kenaikan tagihan biasanya disebabkan oleh peningkatan pemakaian, bukan kenaikan tarif.
"Untuk tarif tidak ada kenaikan, jika ada kenaikan tagihan, biasanya karena kenaikan pemakaian," kata Dana, Rabu (16/7/2025).
Ia menambahkan, jika sebelumnya ada tagihan yang jauh lebih rendah, bisa jadi karena pemakaian listrik belum sepenuhnya terbaca.
Hal ini kerap terjadi jika petugas tidak bisa membaca meteran karena pagar rumah tertutup saat tanggal baca.
“Karena jika dilihat dari pemakaiannya, rata-rata tagihan per bulannya sekitar Rp 350.000,” ucap Dana.
Tips dari PLN Agar Tagihan Listrik Tetap Stabil
Dana menyarankan pelanggan pascabayar untuk melakukan swacam atau pencatatan meter mandiri guna memastikan akurasi tagihan.
Pelanggan juga disarankan memanfaatkan aplikasi PLN Mobile untuk memantau riwayat pemakaian dan tagihan.
Selain itu, ia mengingatkan masyarakat untuk lebih bijak dalam penggunaan alat elektronik. Meski beberapa perangkat diklaim hemat energi, pemakaian berlebihan tetap dapat menyebabkan lonjakan tagihan.
“Jika pelanggan ada penambahan alat listrik yang mungkin promosinya hemat listrik, tapi jika dihitung pemakaiannya juga akan menambah biaya tagihannya,” jelas Dana.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul .