Microsoft PHK 6.000 Karyawan, Terbanyak dalam Dua Tahun Terakhir

Microsoft, pemutusan hubungan kerja, microsoft, layoff, Microsoft PHK 6.000 Karyawan, Terbanyak dalam Dua Tahun Terakhir

Kali ini, raksasa teknologi asal AS pembuat sistem operasi Windows itu memangkas sekitar 6.000 karyawan, atau setara 3 persen dari total tenaga kerjanya secara global.

PHK terbaru ini dilaporkan mencakup berbagai level jabatan, tim, dan wilayah geografis, termasuk 1.985 orang yang terkena dampak di kantor pusat Microsoft di Redmond, Washington.

Dalam pernyataannya, perusahaan yang didirikan oleh Bill Gates ini menyebut bahwa reorganisasi ini dilakukan untuk menyesuaikan diri dengan dinamika pasar yang terus berubah dan memperkuat posisi perusahaan di masa depan.

PHK ini terjadi meskipun kondisi keuangan Microsoft tercatat solid. Perusahaan melaporkan laba bersih kuartalan sebesar 25,8 miliar dollar AS (sekitar Rp 415 triliun) dan memberikan proyeksi yang positif pada akhir April lalu.

CEO Microsoft Satya Nadella sebelumnya sempat menyatakan bahwa perusahaan akan melakukan penyesuaian strategi penjualan, terutama menyusul pertumbuhan layanan cloud Azure yang melambat di luar lini kecerdasan buatan (AI), sebagaimana dihimpun KompasTekno dari CNBC, Rabu (14/5/2025).

Perusahaan yang lakukan PHK pada 2025

Microsoft bukan satu-satunya perusahaan teknologi yang memangkas tenaga kerja pada 2025 ini.

Baru-baru ini, perusahaan multinasional Panasonic Holdings Corporation mengumumkan rencana untuk mengurangi tenaga kerja globalnya sebanyak lebih kurang 10.000 karyawan, yang mewakili sekitar 4 persen dari total stafnya.

PHK, yang dibagi secara merata antara operasi domestik dan internasional, merupakan bagian dari inisiatif restrukturisasi komprehensif yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi operasional dan profitabilitas.

Minggu lalu, perusahaan keamanan siber CrowdStrike juga mengumumkan PHK terhadap 5 persen dari total karyawannya. Amazon pun sebelumnya melakukan langkah serupa untuk merampingkan struktur organisasi.

Google menjadi perusahaan teknologi berikutnya yang melakukan PHK massal pada bulan April 2025.

Berdasarkan laporan dari The Information, ratusan karyawan yang di-PHK ini berasal dari divisi Platform dan Devices. Divisi ini mencakup beberapa layanan dan produk Google, mulai dari smartphone seri Pixel, sistem operasi (OS) Android, hingga peramban (browser) Chrome.

Juru bicara Google mengatakan bahwa PHK ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi perusahaan pasca penggabungan divisi Platform dan Devices yang dilakukan beberapa tahun lalu.

Meta, perusahaan induk yang menaungi Instagram, Facebook, WhatsApp, dan Messenger, mengumumkan rencana pemangkasan 5 persen karyawannya tahun ini. Persentase itu mewakili sekitar 3.600 karyawan Meta yang tersebar di seluruh dunia.

PHK pertama sudah terealisasi pada bulan Februari 2025, yang dilakukan secara bertahap. Kemudian bulan April, Meta mulai memangkas karyawannya lagi, yang kali ini berdampak pada divisi yang bertugas mengembangkan perangkat wearable berbasis teknologi virtual reality (VR). Lebih spesifik, menurut laporan CNBC, pemangkasan ini terjadi di unit Oculus Studios.

Keputusan itu diambil dengan alasan "penyesuaian tertentu" dalam struktur perusahaan. Penyesuaian ini juga berdampak pada game-game yang sedang dikembangan, termasuk Titanfall yang terpaksa dibatalkan.