Honda Observasi Perilaku Konsumen EV di India Sebelum Ekspansi

Alih-alih terburu-buru membanjiri pasar, Honda memilih untuk mengamati dan mempelajari pengalaman konsumen awal, terutama mereka yang mulai menggunakan skuter listrik sejak 2020–2021 dan kini mulai menghadapi penurunan performa baterai.
Melalui dua model awalnya, Activa e: dengan baterai yang dapat diganti dan QC1 yang memungkinkan pengisian daya di rumah, Honda mengumpulkan data nyata mengenai perilaku pengisian daya, degradasi baterai, dan siklus penggantian.
“Di India, pelanggan ICE biasanya menggunakan kendaraan mereka selama 10-15 tahun. Namun, merawat EV selama itu sulit, terutama karena penurunan daya baterai setelah 4-5 tahun,” ujar Tsutsumu Otani, Presiden dan CEO HMSI, dikutip dari Autocar India, Senin (26/5/2025).
“Ini adalah titik kritis. Kami mengamati dengan saksama keputusan konsumen begitu kinerja baterai mulai menurun: apakah mereka akan mengganti baterai, mengganti kendaraan, atau mengubah preferensi secara keseluruhan?” kata dia.
Strategi hibrida ini memungkinkan Honda melayani beragam kebutuhan pengguna mobilitas perkotaan sambil membangun pemahaman mendalam tentang pola penggunaan unik di India.
Meskipun adopsi awalnya lambat, Honda tetap berkomitmen terhadap elektrifikasi dengan target produksi 220.000 unit kendaraan listrik per tahun dan rencana peluncuran tiga model baru.
Selain itu, Honda juga sedang menyiapkan pabrik khusus kendaraan listrik di Karnataka yang akan mulai beroperasi pada 2028 dan menjadi basis produksi utama untuk peluncuran di masa depan.
Di sisi lain, pasar kendaraan roda dua listrik India mencatat penjualan 1,15 juta unit pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2025, tumbuh 21 persen secara tahunan dengan pangsa pasar EV sebesar 6–7 persen.
Pendekatan ini dinilai lebih cermat karena berfokus pada penyusunan strategi produk dan sistem pendukung jangka panjang yang berbasis data nyata dan sesuai dengan karakteristik pasar India.