Kala Mendes Yandri Sebut Judi Online dan Pinjol "Mengerikan" di Depan Budi Arie

Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT), Yandri Susanto, secara tegas menyoroti bahaya judi online (judol) dan pinjaman online (pinjol) yang meresahkan masyarakat.
Mendes Yandri bahkan menyebut judol dan pinjol "mengerikan" saat berbicara di hadapan Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis (12/6/2025).
Dalam acara bertema "Problematika Koperasi Desa Merah Putih", Mendes Yandri tidak hanya memaparkan ancaman tersebut, tetapi juga menggagas program Koperasi Desa Merah Putih sebagai solusi konkret untuk melawan jerat rentenir dan pinjol ilegal yang menyengsarakan warga desa.
Ancaman Mengerikan Judol dan Pinjol
Di tengah paparannya mengenai program pemerintah, Yandri secara spesifik menyuarakan keprihatinannya terhadap dampak destruktif dari judi online dan pinjaman ilegal.
“Judi online sekarang mengerikan. Pinjol, mengerikan,” kata Mendes Yandri.
Menurutnya, fenomena ini menjadi salah satu alasan utama mengapa pemerintah perlu menyediakan lembaga keuangan alternatif yang sehat dan dapat diakses oleh masyarakat di tingkat akar rumput.
Koperasi Desa sebagai Pemotong Rentenir
Sebagai jalan keluar, Yandri mempromosikan Koperasi Desa Merah Putih.
Ia menjelaskan bahwa koperasi ini dirancang untuk memutus mata rantai rentenir dengan menawarkan pinjaman berbunga rendah yang disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan riil warga.
“Datang BRI, dan akan ditanya dulu berapa jumlah penduduk, berapa banyak pengguna gas elpiji, dan sebagainya. Lalu, ternyata tidak perlu Rp 500 juta. Cukup Rp 150 juta (misalnya),” ujar dia.
“Nah, itu dengan bunga yang terjangkau. Kita ingin memotong rentenir. Karena memang ini sekarang merugikan, seperti judol dan pinjol,” tutur Mendes menambahkan.
Model Baru Koperasi yang Disesuaikan dengan Potensi Desa
Yandri memastikan bahwa model koperasi baru ini akan jauh berbeda dari Koperasi Unit Desa (KUD) di masa lalu.
Fokusnya adalah membangun unit bisnis yang relevan dengan potensi ekonomi setempat, bukan sekadar menjadi penyalur dana.
“Enggak perlu dia cold storage. Ngapain menyimpan padi di pendingin?" kata dia.
"Nah, makanya ini disesuaikan, dikondisikan dengan potensi desa masing-masing. Atau, kalau petani kooperasi desa jagung, mungkin yang dibutuhkan gudang, bukan cold storage-nya. Tapi kalau di situ ada penghasil ikan, cold storage yang dibutuhkan, bukan gudangnya,” papar Yandri menjelaskan.
Pendekatan ini, menurutnya, adalah bentuk pemberdayaan nyata.
“Ini memang beda dengan KUD, waktu zaman Orde Baru yang membagi duit. Sekarang enggak, kita benar-benar memberikan kailnya. Ada pendampingan dan pemberdayaan. Kita petakan potensi desa,” tegasnya.
Judol dan Pinjol Disorot di Depan Budi Arie
Pernyataan Mendes Yandri mengenai judol dan pinjol menjadi semakin signifikan karena disampaikan langsung di hadapan Budi Arie Setiadi.
Sebelum menjabat sebagai Menteri Koperasi, Budi Arie adalah Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) yang memimpin satuan tugas pemberantasan judi online.
Meski gencar memerangi judol, nama Budi Arie sempat disebut dalam pusaran isu terkait penyalahgunaan wewenang, sebuah tuduhan yang telah ia bantah secara konsisten.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul .