Motif Judi Online di Balik Pembunuhan Dewan Redaksi Media Online Pangkalpinang

Kasus pembunuhan terhadap Aditya Warman (48), Direktur sekaligus Dewan Redaksi sebuah media online di Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, akhirnya terungkap.
Polisi menetapkan dua orang tersangka yang ditangkap di lokasi berbeda di Sumatera Selatan.
Aditya yang juga bertugas mengawal visi editorial media tersebut dilaporkan hilang sejak Kamis (7/8/2025) siang.
Keesokan harinya, Jumat (8/8/2025), jasadnya ditemukan mengambang di dalam sumur di kebun miliknya di Dealova, Kelurahan Air Kepala Tujuh, Kota Pangkalpinang.
Kronologi Penangkapan Pelaku
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Bangka Belitung Kombes Pol Rivai Arvan menjelaskan, petunjuk awal kasus ini adalah luka di kepala korban dan hilangnya mobil Daihatsu Terios milik Aditya.
Polisi kemudian menangkap Martin di Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, pada Minggu (10/8/2025) bersama barang bukti mobil korban. Selang sehari, Senin (11/8/2025), tersangka utama Hasan Basri (33) ditangkap di Palembang.
Kedua pelaku diketahui membawa kabur mobil korban dengan menaikkannya ke kapal di Pelabuhan Tanjung Kalian, Muntok, Bangka Barat, untuk menyeberang ke Sumatera Selatan.
Hasan bekerja sebagai tukang kebun di kebun milik korban, sementara Martin adalah temannya.
Motif: Judi Online dan Niat Kuasai Harta
Kombes Pol Rivai Arvan menegaskan bahwa pembunuhan ini tidak berkaitan dengan pekerjaan korban sebagai jurnalis.
"Motif ekonomi, judi online. Yang bersangkutan pecandu judi online, kemudian ingin mendapatkan mobil korban," ujar Rivai, Rabu (13/8/2025).
Menurut Rivai, Hasan Basri sempat menawarkan mobil korban untuk dijual lewat media sosial. Seorang calon pembeli membayar uang muka (down payment/DP) sebesar Rp 1,3 juta.
"Mobil sudah di-DP walaupun belum sampai ke tangan pembeli. Dari cerita ini kami simpulkan, motif ekonomi untuk memiliki harta korban demi bermain judi online," jelas Rivai.
Polisi juga memastikan penadah mobil akan diperiksa sebagai saksi. Hingga kini, tidak ditemukan motif dendam.
Dipukul, Dimasukkan ke Sumur, dan Diberi Beban Batako
Hasil penyelidikan menunjukkan pembunuhan terjadi di kebun korban. Kedua pelaku memukul kepala korban dengan balok kayu masing-masing dua kali hingga korban tersungkur.
"Kemudian korban diseret dan dimasukkan ke dalam sumur," ungkap Rivai.
Tiga batako diikatkan ke tubuh korban agar jasad tidak mengambang.
Barang bukti yang disita meliputi pakaian, dompet, STNK, pot bunga, balok kayu, dan batako.
Pihak keluarga, melalui adik korban, Anto, mengaku belum puas dengan penjelasan yang diberikan Polda Bangka Belitung dalam konferensi pers.
"Masih banyak pertanyaan yang belum terjawab, termasuk kronologis rinci dan siapa saja yang terlibat," ujar Anto sambil menahan tangis.
Anto juga menyesalkan pengkhianatan pelaku yang justru ditolong oleh korban. Hasan Basri sebelumnya bertemu Aditya di sebuah tempat jualan kue di Pangkalpinang dan menawarkan diri bekerja di kebun.
Selama dua bulan bekerja, korban menanggung kebutuhan Hasan, termasuk saat ia sakit.
"Korban berniat baik membantu orang lain, tapi malah dibunuh," kata Anto.
Keluarga berharap kedua pelaku dihukum seberat-beratnya. "Kami harap pelaku bisa dihukum mati karena harus bertanggung jawab atas perbuatannya," ujarnya.
Kapolda Bangka Belitung Irjen Pol Hendro Pandowo mengutuk perbuatan pelaku.
"Saya selaku Kapolda mengutuk apa yang dilakukan pelaku. Ini akan kami tindak tegas," kata Hendro.
Kedua pelaku dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, dan Pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan. Ancaman hukumannya mulai dari 20 tahun penjara, seumur hidup, hingga hukuman mati.
"Duka cita yang mendalam untuk keluarga korban. Semoga diberi ketabahan dan kesabaran," tambah Hendro.
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Begini Motif dan Cara Kedua Pelaku Menghabisi Nyawa Direktur Media Online, Aditya Warman
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!