Band Dirty Ass Wakili Asia Tenggara dalam Kompilasi Internasional 'Olive Seeds' untuk Gaza

Band Dirty Ass Wakili Asia Tenggara dalam Kompilasi Internasional 'Olive Seeds' untuk Gaza

Di tengah gempuran konflik dan krisis kemanusiaan yang terus melanda Gaza, solidaritas global kembali menemukan bentuknya dalam ekspresi musik.

Lewat rilisan kompilasi bertajuk Olive Seeds: An International Benefit for Mutual Aid in Gaza, sebanyak 20 band dari berbagai penjuru dunia menyatukan suara mereka dalam satu tujuan: menggalang bantuan untuk warga Palestina yang menghadapi kelaparan dan ketidakpastian hidup.

Salah satu yang mencuri perhatian dalam kompilasi ini adalah kehadiran Dirty Ass, band garage punk asal Indonesia, yang menjadi satu-satunya perwakilan dari Asia Tenggara dalam proyek solidaritas berskala internasional ini.

Disusun dan dikurasi oleh Rachel Courtney, musisi dan aktivis dari band The Dissidents asal Philadelphia, Amerika Serikat, Olive Seeds dirilis melalui platform Bandcamp dan juga dalam bentuk rilisan fisik terbatas sebanyak 200 keping CD.

Hasil penjualan—baik digital maupun fisik—akan sepenuhnya disalurkan ke Gaza Soup Kitchen, sebuah organisasi akar rumput di Beit Lahia, Gaza, yang bergerak menyediakan makanan bagi warga sipil yang terancam kelaparan akibat dampak berkepanjangan dari perang Israel-Hamas.

“Awalnya Dirty Ass di-notice oleh Rachel Courtney dari album ‘4 Way Split: Dirty Ass,, Squealing Nipples, Fake Fun dan Hong!’ di 2023. Dari Situ Rachel Courtney menawarkan untuk masuk dalam kompilasi ‘Olive Seeds’. Semua mulainya seperti itu, sempat DM intens gue sama dia di Instagram,” ucap vokalis sekaligus gitaris Dirty Ass, Gerry L. kepada MerahPutih.com

Dirty Ass menyumbangkan satu trek eksklusif berjudul Adu Trendi Spesimen Purba, sebuah kolaborasi dengan Amusia. Lagu ini tetap mempertahankan karakter khas Dirty Ass yang liar, nyeleneh, dan tanpa kompromi, namun dalam konteks yang jauh lebih tajam secara politis.

Seolah menjadi gema dari lanskap sosial yang tak stabil, lagu ini tak hanya menyajikan ledakan energi eksperimental, tetapi juga menjadi bentuk empati sonik terhadap krisis yang sering kali dilupakan oleh dunia.

Dalam deretan 19 band mancanegara lainnya yang tergabung dalam kompilasi ini, kehadiran Dirty Ass menjadi representasi penting dari Asia Tenggara—sebuah wilayah yang meskipun jauh secara geografis dari Palestina, tetap bersuara dalam kepedulian yang sama.

Proyek ini bukan hanya pernyataan sikap, tetapi juga aksi nyata dari komunitas musik independen global yang tidak tinggal diam di tengah ketidakadilan.

“Jadi visi dan misinya itu tujuannya untuk membantu warga Gaza, warga-warga Palestina khususnya di Gaza melalui Gaza Shop Kitchen untuk mendistribusikan makanan-makanan kepada rakyat Gaza, yang di mana kan saat ini kita tahu Israel dan US sedang memblokade jalur bantuan ya dari eksternal,” lanjutnya Gerry tentang alasan Dirty Ass ikut dalam kompilasi ini.

Dengan komposisi yang beragam dari berbagai genre dan latar belakang budaya, Olive Seeds menjadi bukti bahwa musik tetap memiliki tempatnya sebagai medium perlawanan, pengingat, dan penyembuh. Dan di dalamnya, Dirty Ass berdiri lantang, membawa semangat DIY, empati, dan keberanian dari Asia Tenggara ke panggung solidaritas dunia. (Far)