Anak Tantrum Saat Lepas dari Gadget? Coba Metode Reset Week

Mengurangi waktu anak main gadget dan mengenalkannya pada mainan fisik memang tak mudah. Tak jarang, anak akan tantrum saat harus melepas gadget yang biasa digunakan setiap hari.
Dokter spesialis anak sekaligus CEO Tentang Anak, dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A, MPH, mengatakan, proses transisi dari gadget ke mainan fisik seperti board game perlu dilakukan secara bertahap dan penuh kesabaran.
- B
“Transisi dari kecanduan gadget ke permainan fisik atau konvensional, harus ada reset week. Pasti ada fase anak akan marah dan tantrum di reset week itu,” ujar Mesty dalam acara Peluncuran Inovasi dari Tentang Anak: Boardgame Jelajahi Laut Dalam yang digelar di BxSea Aquarium, Tangerang Selatan, Sabtu (5/7/2025).
Cara melepas anak dari gadget
Berikan reset week untuk penyesuaian
Dokter Spesialis Anak sekaligus CEO Tentang Anak dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A, MPH dalam Peluncuran Inovasi dari Tentang Anak: Board Game Jelajahi Laut Dalam, di Bx Sea Aquarium, Tangerang Selatan, Sabtu (5/7/2025).
Salah satu langkah yang disarankan adalah menjalani reset week atau minggu penyesuaian ulang kebiasaannya dalam bermain gadget.
Menurut Mesty, tantrum selama masa transisi adalah hal yang wajar. Orangtua diimbau untuk tetap tenang dan tidak menyerah, meskipun anak menunjukkan reaksi emosional yang kuat.
Ia menyarankan orangtua tetap konsisten dan mendampingi anak melewati fase sulit ini dengan sikap penuh pengertian.
“Tapi enggak apa-apa, orangtua bertahan dengan pendiriannya. Misalnya minta maaf ke anak karena harus melalui fase transisi ini. Kemudian berikan mainan alternatif, seperti buku atau board game,” jelasnya.
Jangan paksa anak
Melepas anak dari gadget memang tak mudah. Dokter anak dr. Mesty Ariotedjo bagikan cara menghadapi tantrum saat transisi ke mainan fisik.
Jika anak belum tertarik pada mainan alternatif, dokter 36 tahun itu menyarankan agar orangtua tidak memaksakan.
Setiap anak perlu waktu untuk menyesuaikan diri dan mengelola emosinya sendiri.
“Kalau anak belum mau, enggak apa-apa, jangan dipaksakan. Biarkan dia menangis dan mengelola emosinya. Biasanya tiga sampai empat hari anak baru tertarik coba mainan lain,” jelas Mesty.
Ia juga menekankan pentingnya kedisiplinan dalam menerapkan waktu layar (screen time) anak.
Terlalu sering bermain gadget, lanjut Mesty, dapat memengaruhi regulasi emosi anak secara negatif.
“Penting untuk disiplin dengan screen time anak karena saya lihat bermain gadget setiap hari bikin emosi anak gampang tersulut,” ujarnya.
Transisi ke permainan konvensional seperti board game tak hanya membantu anak terbebas dari kecanduan gadget, tetapi juga menjadi sarana yang efektif untuk meningkatkan fokus, kemampuan sosial, dan kognitif anak secara keseluruhan.