3 Dampak Gadget pada Bonding Anak dan Orangtua

Saat ini, anak yang bermain gadget sudah bukan pemandangan asing, salah satunya karena banyak aktivitas buah hati yang memerlukan alat tersebut.
Namun, terlalu sering memakai gadget dapat memengaruhi bonding alias ikatan emosional antara orangtua dan anak. Seperti apa?
Dampak gadget pada bonding orangtua dan anak
1. Memperburuk bonding

Salah satu dampak negatif penggunaan gadget pada anak adalah mengganggu waktu bonding bersama orangtua. Simak penjelasan psikolog.
Menurut co-founder BN Montessori, psikolog Pitta Tyas, M.Psi., penggunaan gadget tanpa didampingi orangtua dan akses ke konten yang belum ditinjau lebih dulu, bisa memperburuk bonding.
“Orangtua tidak bisa memantau apa yang sedang ditonton dan dinikmati oleh anak. Ini yang memperburuk,” kata dia di Decathlon Pondok Indah, Jakarta Selatan, beberapa waktu laul.
Penggunaan gadget memang tidak masalah. Dengan catatan, orangtua harus mengetahui konten yang akan ditonton oleh anak, dan menontonnya bersama.
Kegiatan menonton bersama anak bisa menjadi sarana anak belajar, sekaligus bonding time untuk mempererat ikatan emosional orangtua dengan anak.
2. Menghapus waktu berharga
Salah satu dampak negatif penggunaan gadget pada anak adalah mengganggu waktu bonding bersama orangtua. Simak penjelasan psikolog.
Setiap detik adalah waktu yang berharga bagi orangtua perihal anak-anaknya. Ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan bersama.
Namun, ketika anak justru memanfaatkan waktu untuk bermain gadget, mereka “menghapus” waktu-waktu berharga bersama ayah dan ibu. Misalnya, anak langsung main HP setelah makan malam.
“Seharusnya anak bisa bonding time sama orangtua, tapi mereka sudah terlanjur kecanduan pengin main game, dan orangtuanya malas untuk ngingetin. Akhirnya, satu jam yang berharga itu habis buat main game,” terang Pritta.
3. Jadi sumber pertengkaran
Salah satu dampak negatif penggunaan gadget pada anak adalah mengganggu waktu bonding bersama orangtua. Simak penjelasan psikolog.
Gadget juga bsa menjadi sumber pertengkaran antara orangtua dan anak. Misalnya, orangtua mengingatkan dengan keras terkait penggunaan gadget, tapi anak tidak suka.
“Anaknya jadi tersinggung, jadi tidak suka lagi sama orangtuanya,” ujar Pritta.
Supaya gadget tidak menimbulkan perpecahan antara orangtua dan anak, keduanya harus saling berdiskusi tentang aturan penggunaan gadget.
Aturan yang telah disepakati bersama diterapkan secara rutin dan konsisten sehingga anak pun terbiasa untuk tidak menggunakan gadget secara berlebihan.