Anak Jadi Korban Pelecehan di Lingkungan Sekolah, Orangtua Harus Apa?

pelecehan seksual, pelecehan seksual di sekolah, anak jadi korban pelecehan seksual, orangtua harus apa jika anak lami pelecehan seksual, Anak Jadi Korban Pelecehan di Lingkungan Sekolah, Orangtua Harus Apa?, 1. Usut tuntas kronologi dan dampak psikologis anak, 2. Prioritaskan penyelesaian internal jika masih dimungkinkan, 3. Laporkan jika pelaku menghindar atau tidak bertanggung jawab, 4. Fokus pada pemulihan psikologis anak, 5. Segera cari bantuan profesional bila anak mengalami trauma

Kasus pelecehan seksual di lingkungan sekolah mejadi perhatian para orangtua. 

Terbaru, seorang guru di SMP Negeri di Depok diduga melakukan pelecehan verbal terhadap muridnya.

Kasus ini dapat menjadi pelajaran penting bagi banyak orangtua. Lalu, apa langkah yang tepat ketika anak menjadi korban pelecehan, terutama di lingkungan sekolah?

Psikolog Meity Arianty memberikan sejumlah saran kepada orangtua agar bisa bersikap bijak. Berikut penjelasannya.

1. Usut tuntas kronologi dan dampak psikologis anak

Menurut Meity, orangtua perlu mencari tahu secara menyeluruh apa yang sebenarnya terjadi.

“Segera usut tuntas kasusnya seperti apa dan seberapa berat dampaknya pada psikologis anak dan selanjutnya bahas dengan sekolah sejauh mana pertanggungjawabannya,” jelas Meity kepada Kompas.com, Sabtu (24/5/2025).

Orangtua juga disarankan untuk tetap tenang agar bisa memetakan situasi secara objektif tanpa menyudutkan siapapun.

2. Prioritaskan penyelesaian internal jika masih dimungkinkan

Sebelum menempuh jalur hukum, orangtua sebaiknya mencoba berkomunikasi dengan pihak sekolah dan pelaku terlebih dahulu.

“Sebaiknya tidak buru-buru ke polisi atau terkait hukum jika belum jelas permasalahan yang sebenarnya dan pastikan jika bisa diselesaikan dengan baik, maka dahulukan,” ujar Meity.

Namun, ia mengingatkan, langkah ini bukan berarti menutup mata. Jika pelaku tidak bertanggung jawab, maka langkah tegas harus diambil.

3. Laporkan jika pelaku menghindar atau tidak bertanggung jawab

Jika upaya mediasi gagal, Meity menyarankan agar orangtua tidak ragu untuk melibatkan pihak berwenang.

“Namun jika pelaku tidak bertanggung jawab atau menghindar, maka melibatkan aparat bisa dijadikan alternatif,” katanya.

Cara ini penting agar tidak ada ruang bagi pelaku untuk mengulangi perbuatannya pada korban lain.

4. Fokus pada pemulihan psikologis anak

Ia menekankan pentingnya mendahulukan kondisi mental korban, terutama jika dampaknya cukup berat.

Ajaklah anak untuk bertemu profesional untuk mencegah luka batin atau trauma yang lebih besar di kemudian hari

5. Segera cari bantuan profesional bila anak mengalami trauma

Lebih lanjut, apabila anak sudah menunjukkan tanda stres atau trauma yang mendalam, dukungan psikolog atau psikiater menjadi langkah krusial.

“Kalau mengalami stres atau trauma, segera cari bantuan ke psikolog atau psikiater,” pungkas Meity.