Anak Bicara Ceplas-ceplos hingga Menyinggung Orang Lain, Orangtua Jangan Diam

anak ceplas-ceplos, anak bicara ceplas ceplos, namanya anak kecil, anak menyinggung orang lain, orangtua jangan mewajarkan anak bicara ceplas ceplos, ara bocah viral, Anak Bicara Ceplas-ceplos hingga Menyinggung Orang Lain, Orangtua Jangan Diam

– Ceplas-ceplos alias senang bicara tentang apapun yang ada dalam pikirannya, sebenarnya merupakan perilaku yang cenderung positif pada anak-anak.

“Pewajaran sifat ceplas-ceplos boleh dilakukan, namun orangtua harus tetap mengiringinya dengan mengoreksi perilaku dan mengevaluasinya,” tutur Adelia yang berpraktik di Jaga Batin di Bandung kepada Kompas.com, Rabu (2/4/2025).

Tanpa arahan, anak bisa mengatakan hal-hal yang menyakiti orang lain. Misalnya saja mereka mengomentari gaya berpakaian orang lain, atau orang lainnya itu sendiri.

Jangan mewajarkan anak

Menurut Adelia, pewajaran seperti membiarkan anak, menertawakan apa yang anak katakan, atau berdalih di balik “ah, namanya juga anak kecil”, membuat anak merasa tidak ada yang salah dengan ucapannya.

“Ketika pewajaran menjadi ekstrem tanpa ada kontrol, nantinya anak jadi tidak memiliki pemahaman terkait norma dan moral. Keduanya memengaruhi pembentukan gaya komunikasi, yang bisa berakibat fatal di masa depan, terutama pada cara berpikir dan relasi sosial,” papar Adelia.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, bicara ceplas-ceplos adalah hal yang normal. Anak belum memahami mana kata-kata yang berdampak baik dan buruk pun merupakan sesuatu yang wajar.

Meskipun orang dewasa lainnya mewajarkannya dengan dalih “ah, namanya juga anak kecil”, bukan berarti orangtua turut membiarkan perilaku anaknya.

Psikolog klinis Yustinus Joko Dwi Nugroho, M.Psi. menambahkan, anak kecil bagaikan kertas putih. Mereka “berwarna” berdasarkan apa yang diajarkan oleh lingkungannya.

“Karena, anak terbiasa melakukan hal yang tidak benar. Pengajaran yang tidak wajar ini bisa membuat anak tidak menyadari kesalahannya, dan jelas menghambat perkembangan kemampuan sosial mereka,” tutur yang berpraktik di RS DR Oen Solo Baru, kepada Kompas.com pada Rabu.

Ini membuat anak mengatakan sesuatu yang dapat menyakiti orang lain bukan karena sengaja, tetapi karena ia tidak tahu bahwa yang dikatakan menyakiti orang lain. Sebab, ada pembiaran dari lingkungannya.