Anak Kecanduan Gadget, Ini Dampak dan Cara Mengatasinya

Kecanduan gadget pada anak bisa mengkhawatirkan karena berdampak negaitf terhadap konsentrasi belajar, kemampuan sosial, dan pola tidurnya.
Psikolog anak, Grace Eugenia Sameve, M.A., M.Psi., mengatakan, penggunaan gawai pada anak tidak selalu berdampak buruk, selama ada pendampingan dan pembatasan yang sehat.
“Yang perlu diperhatikan adalah anak tidak tumbuh terlalu dependent (ketergantungan) dengan gawai maka aktivitas non-gawai juga harus dikenalkan dan dilatih,” ujar Grace kepada Kompas.com, Rabu (2/7/2025).
Apa dampak anak kecanduan gadget?
Ketika anak terlalu lekat dengan gawai, mereka cenderung mengalami kesulitan fokus dan menjadi kurang peka terhadap lingkungan sekitarnya.
Dalam konteks belajar, keinginan untuk selalu membuka ponsel bisa mengganggu proses konsentrasi, bahkan saat berada di ruang kelas.
Bagaimana cara mengatasi anak kecanduan gawai?
Untuk membantu anak lepas dari ketergantungan gawai, Grace menyarankan tiga langkah utama yang bisa diterapkan orangtua di rumah:
1. Terapkan batasan durasi dan fungsi screen time secara jelas
Tentukan berapa lama anak boleh menggunakan gawai setiap hari dan untuk keperluan apa saja, misalnya hanya untuk belajar atau hiburan tertentu pada waktu khusus.
2. Orangtua juga ikut tidak pakai gadget

Kecanduan gadget pada anak bisa berdampak negatif terhadap konsentrasi belajar. Simak cara mengatasinya menurut psikolog.
Aturan hanya akan efektif jika diterapkan dengan disiplin oleh seluruh anggota keluarga. Jika orangtua sendiri terus-menerus menatap layar, anak akan menirunya.
3. Kenalkan aktivitas non-gadget yang menyenangkan
Beri anak kegiatan alternatif, seperti bermain di luar, membaca buku, menggambar, atau bermain peran. Semakin menarik kegiatan alternatif, semakin mudah anak melepaskan diri dari gawai.
Grace menegaskan bahwa mengurangi anak kecanduan gadget bukan hanya tanggung jawab orangtua, tetapi juga sekolah dan lingkungan sekitar.
Oleh karena itu, perlu pendekatan bersama antara guru, orangtua, dan anak dalam membangun kebiasaan digital yang sehat.