3 Tips Mencegah Anak Kecanduan Konten Meme Anomali Menurut Psikolog

meme anomali, konten meme anomali, Tips mencegah anak kecanduan konten meme anomali, Meme Anomali, kecanduan meme anomali, tips mencegah anak kecanduan konten meme anomali, 3 Tips Mencegah Anak Kecanduan Konten Meme Anomali Menurut Psikolog

Tidak semua konten meme anomali di dunia maya cocok ditonton oleh anak-anak. Sebagian besar narasinya mengandung hal-hal berbau seksual, perselingkuhan, dan bahkan pembunuhan.

Kendati demikian, seringkali anak menemukan celah untuk menonton konten yang identik dengan karakter seperti Tung Tung Tung Sahur, Ballerina Cappuccina, dan Bombardino Crocodilo ini.

Ketika sudah terlanjur terpapar, psikolog klinis anak dan remaja dari Layanan Psikologi JEDA di Bandar Lampung, Nanda Erfani Saputri, M.Psi. menuturkan, ada beberapa tips untuk mencegah anak kecanduan konten meme anomali.

Tips mencegah anak kecanduan konten meme anomali

1. Orangtua memahami konten meme anomali

“Orangtua riset atau mencari tahu, sebenarnya apa sih konten-konten ini? Kenapa meme-nya tersebar? Jadi, kita bisa tahu ternyata ada cerita di balik konten-konten ini,” kata Nanda saat dihubungi Kompas.com pada Jumat (11/7/2025).

Sebab, tidak jarang ada konten yang membahas latar belakang karakter tersebut, dan tidak semuanya ramah anak. Misalnya adalah Ballerina Cappuccina. Kisah di balik karakter ini memang bervariasi, tergantung dari kreativitas para pembuat konten.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
meme anomali, konten meme anomali, Tips mencegah anak kecanduan konten meme anomali, Meme Anomali, kecanduan meme anomali, tips mencegah anak kecanduan konten meme anomali, 3 Tips Mencegah Anak Kecanduan Konten Meme Anomali Menurut Psikolog

Namun, ada konten yang menceritakan bahwa karakter tersebut dulunya adalah pelaku perselingkuhan. Tentunya, pembahasan seperti itu tidak cocok untuk ditonton oleh anak-anak.

“Kalau sudah cari tahu, kita sebagai orangtua akan paham apakah konten-konten ini membahayakan atau tidak untuk anak. Kita bisa terapkan batasan-batasannya,” tutur Nanda.

Untuk kisah tentang perselingkuhan, hal tersebut mungkin bertolak belakang dengan nilai-nilai yang sedang ditanamkan oleh orangtua. Ini bisa dijadikan sebagai penjelasan mengapa mereka tidak mengizinkan anak menonton konten meme anomali.

Beda ceritanya jika yang ditonton adalah latar belakang Tung Tung Tung Sahur. Karakter ini disebutkan akan muncul jika seorang umat Muslim tidak bangun untuk sahur dan berpuasa.

2. Orangtua kompak

Ketika sudah menetapkan batasan tentang konten seperti apa yang boleh diakses, tentunya tetap di bawah pengawasan orangtua, ayah dan ibu harus kompak dan konsisten.

“Jangan kalau sama ibunya enggak boleh nonton Ballerina Cappuccina, tapi sama ayahnya boleh. Orangtua satu suara dulu,” imbau Nanda.

3. Bangun komunikasi dua arah

Untuk anak yang sebelumnya sudah mengakses konten meme anomali tanpa sepengetahuan orangtua, ayah dan ibu perlu membangun komunikasi dua arah.

Artinya, anak tidak serta-merta diberi nasihat dan dilarang. Orangtua juga perlu klarifikasi dan mencari tahu ke anak tentang apa yang mereka sukai dari konten tersebut.

“Misalnya bentuknya menggemaskan atau lucu, atau suaranya, atau ceritanya yang menarik kayak Tung Tung Tung Sahur. Tapi, kita juga kenalkan bahwa ada juga bagian dari konten meme anomali yang enggak sesuai dengan usia mereka,” ucap Nanda.

Jika anak ingin menonton konten meme anomali, mereka harus didampingi oleh orangtua. Jika tidak sempat mendampingi, orangtua harus screening konten sebelum diberikan kepada anak-anak.