Fenomena Childfree, Ini 5 Cara Bijak Menyikapinya Menurut Psikolog

childfree, childfree adalah, fenomena childfree, cara menyikapi childfree, childfree itu apa, cara mengatasi isu childfree, Fenomena Childfree, Ini 5 Cara Bijak Menyikapinya Menurut Psikolog, 1. Bersikap netral, bukan menghakimi, 2. Tumbuhkan empati, 3. Hindari komentar yang menekan, 4. Opini negatif hanya akan membuang energi, 5. Ingat bahwa setiap orang punya waktunya sendiri

Keputusan childfree atau tidak memiliki anak kerap menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Meski pilihan ini bersifat pribadi, tak jarang orang yang memilih childfree justru mendapat komentar negatif.

“Orang yang memutuskan childfree itu pasti punya alasan. Kita tidak tahu kondisi emosional, trauma, atau pengalaman masa lalu mereka. Jadi sebaiknya jangan langsung menilai," ujar psikolog keluarga Sukmadiarti Perangin-angin, M.Psi., Psikolog, kepada Kompas.com, Rabu (2/7/2025).

Sukmadiarti menilai, sikap menghakimi keputusan pribadi orang lain, termasuk soal childfree, bisa berdampak buruk bagi kedua belah pihak.

Ia menyarankan agar masyarakat mulai bersikap lebih bijak dan empatik dalam menyikapi pilihan hidup orang lain.

Cara menyikapi fenomena childfree dengan bijak

1. Bersikap netral, bukan menghakimi

childfree, childfree adalah, fenomena childfree, cara menyikapi childfree, childfree itu apa, cara mengatasi isu childfree, Fenomena Childfree, Ini 5 Cara Bijak Menyikapinya Menurut Psikolog, 1. Bersikap netral, bukan menghakimi, 2. Tumbuhkan empati, 3. Hindari komentar yang menekan, 4. Opini negatif hanya akan membuang energi, 5. Ingat bahwa setiap orang punya waktunya sendiri

Keputusan childfree sering menuai komentar negatif. Psikolog menjelaskan pentingnya bersikap netral dan empatik dalam menyikapi fenomena itu.

Langkah pertama dalam menyikapi keputusan childfree adalah dengan mengambil posisi netral, tidak langsung mendukung atau menolak, apalagi menyerang.

“Netral itu bukan berarti setuju, tapi juga bukan berarti menolak. Kita bisa menghargai tanpa harus ikut campur,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa setiap orang punya latar belakang dan konteks hidup berbeda. Apa yang tampak "tidak lazim" bagi kita, bisa jadi merupakan bentuk perlindungan diri yang dibutuhkan oleh orang lain.

2. Tumbuhkan empati

childfree, childfree adalah, fenomena childfree, cara menyikapi childfree, childfree itu apa, cara mengatasi isu childfree, Fenomena Childfree, Ini 5 Cara Bijak Menyikapinya Menurut Psikolog, 1. Bersikap netral, bukan menghakimi, 2. Tumbuhkan empati, 3. Hindari komentar yang menekan, 4. Opini negatif hanya akan membuang energi, 5. Ingat bahwa setiap orang punya waktunya sendiri

Keputusan childfree sering menuai komentar negatif. Psikolog menjelaskan pentingnya bersikap netral dan empatik dalam menyikapi fenomena itu.

Sukmadiarti menyarankan masyarakat untuk melatih empati dalam menghadapi perbedaan.

Empati tidak sama dengan setuju, tapi mencoba memahami apa yang mungkin dirasakan atau dipikirkan orang tersebut.

“Coba dilihat dari sudut pandang mereka. Mungkin mereka pernah punya pengalaman buruk dalam keluarga, atau ada ketakutan yang belum terselesaikan,” katanya.

Dengan empati, kita bisa menghindari komentar-komentar yang menyakitkan seperti “kapan punya anak?” atau “nanti menyesal lho.”

3. Hindari komentar yang menekan

childfree, childfree adalah, fenomena childfree, cara menyikapi childfree, childfree itu apa, cara mengatasi isu childfree, Fenomena Childfree, Ini 5 Cara Bijak Menyikapinya Menurut Psikolog, 1. Bersikap netral, bukan menghakimi, 2. Tumbuhkan empati, 3. Hindari komentar yang menekan, 4. Opini negatif hanya akan membuang energi, 5. Ingat bahwa setiap orang punya waktunya sendiri

Keputusan childfree sering menuai komentar negatif. Psikolog menjelaskan pentingnya bersikap netral dan empatik dalam menyikapi fenomena itu.

Pertanyaan seperti “Kok belum punya anak?”, atau “Nanti kamu sepi lho kalau tua,” sering dilontarkan tanpa niat jahat.

Namun, bagi orang yang sedang berjuang dengan luka batin atau ketidakpastian, komentar semacam ini bisa menimbulkan tekanan mental yang serius.

“Kata-kata itu bisa memicu rasa bersalah, atau membuat seseorang merasa gagal hanya karena belum mengikuti standar sosial,” ujar Sukmadiarti.

Ia menambahkan, lebih baik berfokus pada dukungan emosional atau sekadar menjadi teman bicara yang netral dan tidak menggurui.

4. Opini negatif hanya akan membuang energi

childfree, childfree adalah, fenomena childfree, cara menyikapi childfree, childfree itu apa, cara mengatasi isu childfree, Fenomena Childfree, Ini 5 Cara Bijak Menyikapinya Menurut Psikolog, 1. Bersikap netral, bukan menghakimi, 2. Tumbuhkan empati, 3. Hindari komentar yang menekan, 4. Opini negatif hanya akan membuang energi, 5. Ingat bahwa setiap orang punya waktunya sendiri

Keputusan childfree sering menuai komentar negatif. Psikolog menjelaskan pentingnya bersikap netral dan empatik dalam menyikapi fenomena itu.

Di era media sosial, banyak orang dengan mudah melontarkan komentar terhadap keputusan orang lain, termasuk figur publik yang memilih childfree.

Sukmadiarti mengingatkan, apa yang kita tulis di media sosial bisa berdampak besar.

“Label negatif, komentar sinis, atau sindiran sarkas tidak membuat kita lebih benar. Justru itu akan kembali ke seseorang yang berkomentar karena dia sendiri yang mengeluarkan energi negatif untuk dirinya,” jelasnya.

Ia menyarankan agar kamu menahan diri dan menghindari menyebarkan opini yang bisa menstigmatisasi pilihan hidup orang lain.

5. Ingat bahwa setiap orang punya waktunya sendiri

childfree, childfree adalah, fenomena childfree, cara menyikapi childfree, childfree itu apa, cara mengatasi isu childfree, Fenomena Childfree, Ini 5 Cara Bijak Menyikapinya Menurut Psikolog, 1. Bersikap netral, bukan menghakimi, 2. Tumbuhkan empati, 3. Hindari komentar yang menekan, 4. Opini negatif hanya akan membuang energi, 5. Ingat bahwa setiap orang punya waktunya sendiri

Keputusan childfree sering menuai komentar negatif. Psikolog menjelaskan pentingnya bersikap netral dan empatik dalam menyikapi fenomena itu.

Terakhir, penting untuk menyadari bahwa hidup bukan perlombaan.

Pilihan punya anak atau tidak adalah keputusan besar yang hanya bisa diputuskan oleh pasangan itu sendiri.

“Kadang seseorang belum siap bukan karena tidak ingin, tapi karena sedang menyembuhkan dirinya. Jadi biarkan mereka memutuskan kapan waktunya, tanpa tekanan,” kata Sukmadiarti.