Hindari Menyalahkan Anak, Ini Cara Bijak Hadapi Cyber Bullying

cyber bullying, Cyber bullying, cara menangani cyber bullying, cara menenangkan korban cyber bullying, korban cyber bullying, peran orangtua dalam cyber bullying, dampak cyber bullying pada anak, Hindari Menyalahkan Anak, Ini Cara Bijak Hadapi Cyber Bullying

Saat anak menjadi korban cyber bullying, banyak orangtua yang sebenarnya berniat baik untuk menguatkan anak, tapi keliru dalam merespons. Alih-alih merasa didukung, anak bisa merasa tidak dimengerti, bahkan disalahkan atas apa yang mereka alami.

Psikolog Meity Arianty, STP., M.Psi., mengatakan, meremehkan pengalaman anak di dunia digital adalah salah satu kesalahan paling umum yang dilakukan orangtua.

Dampaknya tidak hanya memperburuk kondisi emosional anak, tapi juga membuat mereka enggan terbuka nantinya.

“Tindakan seperti menyalahkan anak karena terlalu aktif di media sosial, langsung melarang total penggunaan internet, atau mengatakan, 'Itu cuma di dunia maya' bisa memperburuk kondisi psikologis mereka,” ujar Meity kepada Kompas.com, Minggu (13/7/2025).

Peran orangtua ketika anak jadi korban cyber bullying

Hindari kalimat ini saat anak mengalami cyber bullying

cyber bullying, Cyber bullying, cara menangani cyber bullying, cara menenangkan korban cyber bullying, korban cyber bullying, peran orangtua dalam cyber bullying, dampak cyber bullying pada anak, Hindari Menyalahkan Anak, Ini Cara Bijak Hadapi Cyber Bullying

Saat anak jadi korban cyber bullying, respons orangtua sangat penting. Ini kesalahan umum yang harus dihindari, salah satunya berkata, "Jangan baper".

Berikut beberapa contoh kalimat yang menurut Meity harus dihindari saat anak mengadu mengalami perundungan di media sosial:

  • “Jangan baper, biasa aja kali.”
  • “Ya udah, tinggal dihapus atau diblok aja.”
  • “Makanya jangan main HP terus.”
  • “Udahlah, di luar sana banyak yang lebih jahat.”
  • “Cuma di dunia maya, jangan dianggap serius.”

Menurut Meity, kalimat seperti itu membuat anak merasa pengalaman mereka tidak valid, dan bisa menyebabkan luka emosional yang lebih dalam.

“Kalimat seperti,‘Yang kuat dong’ atau, ‘Cengeng amat’ justru menurunkan rasa percaya diri anak dan membuat mereka merasa sendirian,” ujarnya.

Dampak cyber bullying pada anak

cyber bullying, Cyber bullying, cara menangani cyber bullying, cara menenangkan korban cyber bullying, korban cyber bullying, peran orangtua dalam cyber bullying, dampak cyber bullying pada anak, Hindari Menyalahkan Anak, Ini Cara Bijak Hadapi Cyber Bullying

Saat anak jadi korban cyber bullying, respons orangtua sangat penting. Ini kesalahan umum yang harus dihindari, salah satunya berkata, "Jangan baper".

Meity menjelaskan, dalam teori psikososial Erikson, anak dan remaja berada dalam tahap penting dalam membentuk identitas diri dan rasa percaya diri.

Saat mengalami cyber bullying, mereka bisa merasa tidak berharga dan gagal membentuk citra diri yang positif.

Jika respons dari orangtua tidak tepat, anak bisa menarik diri dari lingkungan sosial, kehilangan minat, bahkan mengalami gangguan tidur dan kecemasan.

Apa yang dilakukan jika menjadi korban cyber bullying?

alih memberi nasihat yang menyepelekan, Meity menyarankan orangtua untuk mendengarkan tanpa menghakimi, mengatakan, “Kamu nggak salah. Ibu/Bapak ada di sini buat bantu", dan bertanya dengan empati, “Mau cerita lebih lanjut enggak soal yang kamu alami?”

Membantu menyimpan bukti, memblokir pelaku, dan jika perlu, melaporkan kasus tersebut ke platform atau pihak berwenang

“Anak-anak butuh perlindungan emosional dan rasa aman. Jangan sampai mereka merasa disalahkan atau tidak dimengerti,” tutur Meity.